Sabtu, 10 Desember 2011

Resensi Movie: Taken

Resensi movie saya kali ini adalah film Hollywood yang berjudul “Taken”. Taken artinya diculik atau dicuri. Film ini sudah saya tonton beberapa kali setiap tahunnya di perkuliahan. Setiap jum’at, saya menjadwalkan agar mahasiswa meresensi film yang baru ditontonnya dengan berbahasa arab karena materi pelajarannya memang bahasa arab. Nah, supaya tidak bosan dan monoton dengan pelajaran, maka saya carikan hiburan (baca; lihat film) tetapi dengan syarat, mereka meresensinya dengan berbahasa arab.

Awalnya, film ini serasa membosankan di menit-menit pertama hingga menit ke 20. Film “Taken” ini mengkisahkan seorang agen pemerintah Bryan Mills yang andal mengundurkan diri supaya bisa lebih dekat dengan putri tercintanya. Bryan Mills telah bercerai dengan Lenore. Karena bercerai, maka hak pengasuhan anak di tangan Lenore. Lenore menikah lagi dengan orang kaya dan mempunyai segalanya.

Di Ultah-nya Kim yang ke-16, Bryan Mills dating hendak memberi hadiah kepada Kim. Namun, Kim rupanya mempunyai maksud lain yaitu untuk meminta izin keluar negeri (Perancis) untuk jalan-jalan bersama temannya Amanda. Berhubung Kim masih belum cukup umur, maka izin keluar negeri harus meminta restu dan tanda tangan dari ayah kandungnya yaitu Bryan Mills.

Namun, Bryan Mills tidak mau memberikan restunya dan tanda tangan karena dirasa Kim masih belum cukup umur untuk pergi keluar negeri dengan pertimbangan keamanan. Karena tidak diizinkan, Kim sedih dan membenci ayahnya seketika itu pula. Melihat putri tercintanya bersedih, dengan berat hati Bryan Mills akhirnya memberikan izin. Alangkah bahagianya hati Kim, begitu menerima surat izin itu. Tak menunggu lama, ia dan Amanda langsung menuju bandara.

Sesampai di bandara Prancis, Kim dan Amanda berkenalan dengan Peter, seorang pemuda Prancis yang terkesan baik hati. Peter mau berbagi taksi, untuk menghindari ongkos taksi yang mahal bagi mereka berdua. Dan ternyata, Si Peter ini adalah seorang sindikat penculik gadis-gadis belia yang sedang berliburan ke negaranya. Setelah keluar dari taksi, Peter langsung mengontak komplotannya untuk member tahu bahwa ada sasaran berikutnya di hotel A, dengan nomor sekian.

Setelah beberapa saat, ada sekawanan orang masuk ke kamar hotelnya Kim & Amanda. Kim ketakutan ketika melihat Amanda dipaksa/diculik oleh sekawanan orang yang tidak dikenalnya. Seketika itu juga, Kim bersembunyi di kamar mandi dan menelpon ayahnya. Bryan Mills yang dapat merasakan ketakutan Kim, dan langsung memintanya untuk berkonsentrasi, menyebutkan ciri-ciri orang akan menangkapnya. Kim di sela-sela ketakutannya, berhasil mengenali beberapa ciri-ciri penjahat yang menangkapnya. Dari beberapa ciri-ciri dan rekaman pembicaraan dengan Kim, Mills mendapat modal untuk melacak keberadaan putrinya. Di menit-menit inilah saat-saat mendebarkan alur ceritanya sampai ending film.

Setelah nonton film ini, saya Benar-benar merasa peran seorang ayah dalam kehidupan kita semua adalah penting adanya. Apapun pekerjaannya, sifatnya, dll, tanpa ada kasih sayang dari seorang Ayah, kita tidak akan tau bagaimana kehidupan anak selanjutnya.

Beberapa poin yang saya dapatkan tentang peranan seorang ayah adalah:
1. Ayah adalah seorang pembangun kestabilan mental.
2. Ayah adalah seorang pembangun keberanian.
3. Ayah pemberi contoh pemecah masalah.
4. Ayah penentu standar maskulinitas.
5. Ayah selalu mengambil keputusan dengan logika bukan emosional.

Kawan, ketika tinggal 3 mingguan saya hendak wisuda S1 tahun 2005, ayah sudah dipanggil oleh Allah SWT keharibaan-Nya. Saya sangat sedih dengan kepergian ayah. Namun, Allah lebih menyanyagi-Nya dengan memanggil beliau lebih dulu. Padahal, baju batik yang akan dikenakan ketika saya wisuda nanti sudah disiapkan jauh-jauh hari.

Beruntunglah bagi mereka yang masih memiliki seorang ayah, dan paling beruntung lagi mereka memiliki keduannya. Setiap kali saya menonton film ini, yang terbanyang adalah ayahku di alam baka. Sayangi dan hormatilah serta taatilah mereka, jangan sampai menyesal di kemudian hari karena seringnya kita tidak mentaatinya.

0 komentar:

Template by - Abdul Munir - 2008