Sabtu, 26 Desember 2009

KHUTBAH IDUL FITRI 1430 H

KHUTBAH IDUL FITRI 1430 H
Oleh: Erryk Kusbandhono, M.Pd
(Khutbah ini disampaikan di Masjid Darul Muttaqin Grati-Pasuruan)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
اَلْحَمْدُ للهِ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٍ. اَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ اَلَّذِىْ هَداَنَا وَأَنْعَمَنَا بِالإِسْلاَمِ وَأَمَرَنَا بِالْجِهَادِ وَنَوَّرَ قُلُوْْبَنَا بِالْكِتَابِ الْمُنِيْرِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَلَّذِىْ بَلَغَ الرِّسَالَةِ وَأَدَّى اْلأَمَانَةِ وَنَصَحَ اْلأُمَّةِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ هَذاَ النَّبِيِّ اْلكَرِيْمِ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الله وَعَلىَ آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَءَامِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيَجْعَلْ لَكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ.

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar

Pada hari ini, di tempat shalat mereka masing-masing, di masjid-masjid atau lainnya, kaum muslimin seluruh dunia berkumpul melakukan shalat Idul Fitri bersama-sama sesudah semalam suntuk mengagungkan asma Allah dengan membaca takbir, tahmid dan tahlil.

Mereka agungkan nama Allah sesuai dengan perintah dan petunjuk Allah sesudah mereka penuhi hitungan puasa Ramadhan sebulan suntuk sebagaimana difirmankan oleh Allah:

Artinya: “…Dan hendaklah kalian sempurnakan hitungan puasa Ramadhan sebulan suntuk dan hendaklah kalian agungkan nama Allah dengan takbir sesuai apa yang ditunjukkan oleh Allah pada kalian dan agar supaya kalian bersyukur atas segala nikmat-Nya”. (QS. 2:185)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah!

Kita bersyukur ke hadirat Allah, karena telah berhasil memenuhi tugas suci bulan Ramadhan, berpuasa di siang harinya, bershalat tarawih dan witir di malam harinya, mengkhatamkan Al-Qur’an pada siang dan malamnya, mengadakan kuliah-kuliah subuh atau sore hari untuk memperdalam ilmu-ilmu agama yang kita peluk dan kita tekuni, memperbanyak derma dan sadaqah dan akhirnya menunaikan zakat fitrah dan zakat-zakat lainnya.

Alangkah berbahagianya orang-orang yang diterima amalnya selama bulan Ramadhan. Lebih-lebih orang yang telah ditakdirkan oleh Allah memperoleh Lailatul-Qadar sehingga pahala amalnya dilipat gandakan menjadi lebih baik dari amal yang dilakukannya selama seribu bulan atau 83 tahun 4 bulan yang tidak ada Lailatul-Qadarnya. Orang-orang ini termasuk orang yang dirahmati pada awal bulan Ramadhan dan dibebaskan dari neraka pada akhir bulan Ramadhan, sebagaimana disabdakan oleh Nabi SAW:

شَهْرُ رَمَضَانَ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ وَأَوْسَاطُهُ مَغْفِرَةٌ وَآخِرُهُ اِتْقٌ مِنَ النَّارِ
Artinya:

“Bulan Ramadhan itu, awalnya adalah diturunkannya rahmat Allah, pertengahannya diturunkannya ampunan Allah, dan akhirnya pembebasan dari neraka untuk orang-orang yang diterima amalnya”.

Semoga-lah kita semua serta anak-anak dan keluarga kita termasuk mereka ini. Amin Ya Rabbal ‘Alamiin.

Bulan Ramadhan itu pada hakekatnya adalah bulan yang merupakan madrasah ruhaniyah. Bulan penataran dan penggemblengan jiwa dan mental seluruh kaum muslimin.

Di siang hari kita menahan lapar dan dahaga menyamai dan sekaligus menghayati rasa lapar yang diderita oleh kaum fuqara’ dan masakin, di samping itu, kita menahan nafsu untuk melakukan amal-amal yang tercela oleh agama seperti: bohong, marah, jengkel, dengki dan meninggalkan semua maksiat yang biasa dilakukan oleh mulut, mata, telinga dan oleh anggota tubuh lainnya.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah!

Nafsu yang kita miliki itulah, selama ia tidak terkekang dan terlatih untuk memenuhi petunjuk-petunjuk Allah, maka ia adalah menjadi sumber seluruh macam dan bentuk kecelakaan di dunia dan di akherat. Nafsu yang demikian inilah yang sifatnya disebut oleh Al-Qur’an:

Artinya: “…Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh manusia berbuat jahat…”. (QS. 12:53)

Segala bentuk kejahatan di dunia ini dari pencurian yang kecil sampai pencurian dan korupsi kelas kakap yang merugikan negara dan bangsa, timbulnya adalah dari nafsu ammarah.

Segala macam kelakuan porno dan pelacuran komersial hingga perkosaan yang dilakukan bapak kepada anak kandungnya bahkan oleh anak kepada ibu kandungnya sebagaimana yang sering kita baca di surat-surat kabar harian, ini semua adalah bersumber dari nafsu ammarah.

Segala bentuk penganiayaan kecil oleh seseorang kepada lainnya, hingga pembunuhan dan pemotongan mayat-mayat oleh seorang suami kepada isterinya dengan kejam dan lain-lain bentuk pembunuhan yang mengerikan, ini semua adalah bersumber dari nafsu ammarah.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah!

Begitulah aslinya watak nafsu, apabila tidak dilatih memenuhi petunjuk Allah. Maka dengan syariat puasa ia dilemahkan oleh lapar dan dahaga secara fisik dan dikekang untuk tidak melakukan amal-amal maksiat. Apabila penataran ruhani ini berhasil, maka ia akan meningkat dari nafsu ammarah, nafsu yang selalu mengajak berbuat jahat menjadi nafsu yang sering menyesali perbuatannya yang buruk itu. Nafsu yang meningkat karena penataran puasa ini, yakni meningkat dari yang buruk menjadi lebih baik adalah disebut an-nafsul lawwamah. Artinya, nafsu yang selalu menyesali kejahatannya. Nafsu ini karena meningkat kebaikannya ia dibuat bersumpah oleh Allah dalam firman-Nya:

Artinya: “Aku (Allah) bersumpah demi nafsu lawwamah”. (QS. 75:2)

Nafsu lawwamah inilah yang membawa orang mau bertaubat, memohon ampun kepada Allah.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah!


Apabila nafsu lawwamah ini terus ditatar dan digembleng dengan pelaksanaan syariat puasa secara sempurna, dhahir dan batin ditambah dengan penataran ruhani yang berbentuk shalat wajib setiap hari dan shalat-shalat sunnah, terutama shalat tarawih di malam bulan Ramadhan serta dzikir-dzikir yang dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya, apabila hal ini berhasil, maka nafsu lawwamah ini berubah manjadi an-nafsul muthmainnah. Artinya, nafsu yang tentram. Nafsu Muthmainnah inilah kelak ketika orangnya tiba ajalnya, maka ia dipanggil oleh Allah:

Artinya: “Hai nafsu yang tentram! Pulanglah engkau kepada Tuhan-mu dengan ridha dan diridhai. Maka masuklah engkau ke kelompok hamba-hamba-Ku dan masuklah engkau ke sorga-Ku”. (QS. 89: 27-30)

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar

Kalau bulan Ramadhan dengan syariat puasa dan tarawihnya yang juga ditunjang dengan amal-amal shalihah lainnya ini merupakan madrasah ruhaniyah untuk seluruh kaum muslimin, madrasah tahunan, maka orang-orang yang lulus dari madrasah ini tentunya selepas Ramadhan tersebut menjadi manusia-manusia fitri, manusia suci yang berjiwa tentram, berjiwa muthmainnah.

Alangkah bahagianya suatu negara yang penduduknya terdiri dari manusia-manusia yang berjiwa muthmainnah ini, sehingga benar-benar negara itu, negara yang adil dan makmur secara hakiki, bukan sekedar diucapkan dan disebut-sebut tanpa kenyataan.

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah!

Sejak terbenam matahari tadi malam hingga sebelum terbenam matahari hari ini, seluruh kaum muslimin yang kemampuan, diwajibkan zakat fitrah. Sungguh berbahagialah orang yang menunaikan zakat fitrah untuk mensucikan dirinya dan diri keluarga tanggungannya, di samping ia berdzikir, bertahlil, dan bertahmid semalam suntuk serta dilanjutkan dengan shalat Idul Fitri pada pagi ini. Allah berfirman:

Artinya: “Sungguh berbahagialah orang yang berzakat mensucikan dirinya dan menyebut asma ALLAH lantas melakukan shalat hari raya”. (QS. 87: 14-15)

Sasaran zakat, yakni orang-orang yang berhak menerimanya adalah 8 golongan. Akan tetapi, yang terutama adalah fuqara’ dan masakin.

Marilah kita serahkan zakat fitrah kita dengan hati tulus karena Allah kepada mereka yang berhak, baik secara langsung maupun melalui Amil atau panitia zakat fitrah.

Barangsiapa yang diangkat menjadi amil, hendaknya mengerjakan tugasnya secara benar dan karena Allah, sesuai dengan sabda Nabi SAW:

اْلعَامِلُ عَلَى الصَّدَقَةِ بِاْلحَقِّ لِوَجْهِ اللهِ تَعَالَى كَاْلغَازِيْ فِي سَبِيْلِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَتَّى يَرْجِعَ إِلَى أَهْلِهِ.

Artinya: “Amil zakat yang bekerja dengan benar karena Allah, adalah bagaikan orang yang berperang fi sabilillah hingga pulang ke keluarganya”. (HR. Abu Dawud, at-Tirmudzi, Ibnu Majah, Ibnu Khazimah)

Dan Rasulullah SAW bersabda:

خَيْرُ اْلكَسْبِ كَسْبُ اْلعَامِلِ إِذَا نَصَحَ.

Artinya: “Mata pencaharian yang paling baik, adalah mata pencaharian amil zakat, apabila ia bekerja dengan baik menurut agama”. (HR. Ahmad)

Akan tetapi ancamannya pun berat apabila menyeleweng. Rasulullah Allah bersabda:

إِنَّهُ سَتُفْتَحُ عَلَيْكُمْ مَشَارِقُ اْلأَرْضِ وَمَغَارِبُهَا، وَإِنَّ عُمَّالَهَا ِفي النَّار إِلاَّ مَنِ اتَّقَى اللهَ عَزَّ وَجَلَّ وَأَدَّى اْلأَمَانَةَ.
Artinya: “Sesungguhnya akan dibukakan untuk kalian, kaum muslimin, dunia timur dan barat dan sungguh amil-amil zakatnya tetap di neraka, kecuali yang bertaqwa kepada Allah Azza wa Jalla dan menunaikan amanah”. (HR. Ahmad)

جَعَلَنَا اللهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ اْلآمِنِيْنَ اْلفَائِزِيْنَ، وَأَدْخَلَنَا وَإِيَّاكُمْ فِي عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ اْلكَرِيْمِ وَهُوَ أَصْدَقُ اْلقَائِلِيْنَ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى. وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى. بَلْ تُؤْثِرُوْنَ اْلحَيَاةَ الدُّنْيَا. وَاْلآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى. إِنَّ هَذَا لَفِي الصُّحُفِ اْلأُوْلَى. صُحُفِ إِبْرَاهِيْمَ وَمُوْسَى.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِاْلآياَتِ وَالذِّكْرِ اْلحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ.

0 komentar:

Template by - Abdul Munir - 2008