Minggu, 06 September 2009

Ahmad Zahron

Ahmad Zahron, anak pertama dari ayah; Erryk Kusbandhono dan ibu; Anisatul Illiyin. Dilahirkan di Pasuruan pada tanggal 24 Agustus 2009 atau bertepatan dengan 03 Ramadhan 1430 H.

Kelahirannya yang bertepatan dengan bulan suci ramadhan 1430 H, membuatnya.sangat istimewa di mata kedua orangtuanya. Bagaimana tidak, walau umur kandungan si Ibu genap 9 bulan ia tetap menjalankan shaum di bulan ramadhan meski hanya 2 hari.

Pada tanggal 23 Agustus 2009 atau 02 Ramadhan 1430 H tepatnya jam 11.30; Istri saya (baca: Anisatul Illiyin) merasakan tidak enak dalam perutnya. Dan ternyata, air ketubannya pecah duluan sehingga langsung kami bergegas menuju bidan yang selama ini kami jadikan rujukan.

Setelah diperiksa beberapa saat, sang bidan angkat tangan karena istri saya KPD (Ketuban Pecah Dini) sehingga dirujuk langsung ke RB “Ibu Bertha” di Pasuruan kota malam itu juga.

Malam itu menjadi malam yang menegangkan bagi kami karena kami tidak mempunyai kendaraan berupa mobil. Tapi sejenak terpikir di hati saya; Ya Allah, saya mempunyai teman karib (bisa dikatakan saudara) yang bernama Mas Didik & Mbak Dina yang sudah mewanti-wanti beberapa minggu yang lalu agar segera menghubunginya apabila ada apa-apa dengan persalinan istri saya nantinya.

Tepat jam 12 malam sebuah mobil menghampiri rumah kami di Grati yang tak lain adalah Mas Didik yang siap mengantar kami ke RB “Ibu Bherta”. Hanya dalam waktu 20 menit kami sampai ke rumah bersalin tersebut. Mengingat malam itu bulan ramadhan, maka saya mempersilahkan Mas Didik & Mbak Dina untuk pulang duluan karena khawatir merepotkan mereka berdua.

Setelah sampai di rumah bersalin tersebut, istri saya langsung mendapat penanganan dari para perawat yang ada disana. Akan tetapi, mereka tidak berani ambil keputusan lebih jauh karena kasus KPD yang terjadi pada istri saya.

Akhirnya, pada pagi harinya tanggal 24 Agustus 2009 kami dihubungi oleh salah satu bidan yang ada disana yang menyatakan; “ Maaf pak, istri anda harus dirujuk ke RS Purut Pasuruan karena harus di cesar! Saya sudah mengkonsul-nya dengan dokter spesialis kandungan, ujarnya”. Beliau juga menambahkan; “Kalau tidak segera di cesar, takutnya nanti akan membahayakan bagi Si ibu juga bayinya, pak!”.

“Laa haula walaa quwwata illa billah!, terserah bidan saja kalo begitu. Kalo itu yang terbaik bagi kedua belahan hati saya, maka saya siap untuk tanda tangan persetujuan sekarang juga.”, ujar saya.

Pada jam 09 pagi hari itu juga istri saya dirujuk ke RS Purut Pasuruan untuk menjalani cesar. Setelah menyelesaikan administrasi dan antri di ruang operasi, akhirnya jam 10.00 tiba giliran istri saya untuk menjalani cesar. Saya & Ummi yang ketika itu menunggu di luar ruang operasi harap-harap cemas & senantiasa berdoa ke Ilahi Robbi agar Istri & Anak saya diberikan keselamatan & kelancaran.

Alhamdulillah, pada pukul 11.20 menit keluarlah seorang perawat dengan membawa bayi mungil dengan tangisan yang sangat kuat. Perawat tersebut memanggil; “Pak Erryk, selamat ya! Bayi anda dalam keadaan sehat wal ‘afiat & jenis kelaminnya laki-laki”, ujar perawat tersebut dengan tersenyum. Lalu saya menjawab; “Alhamdulillah. Lalu, istri saya bagaimana suster?”, suster tersebut menjawab; “ Istri bapak baik-baik saja, kok”, jawab suster”.

Suster itu langsung bergegas ke ruang incubator khusus bayi. Saya dan Ummi seketika itu juga menyusul suster tersebut guna minta izin agar saya bias meng-adzan-I bayi mungil saya. Namun suster tersebut memberikan saran agar saya bersabar dan menunggu sebentar agar si mungil dibersihkan dahulu kemudian boleh di adzan-i.

Setelah beberapa menit, suster dan bayi mungil saya keluar & suster itu langsung memberikannya kepada saya, ayahnya. Subhanallah, bayi saya tidak henti-hentinya menangis dari ruang operasi sampai ke genggaman saya.

Akhirnya, saya langsung meng-adzan-i di telinga kanannya & meng-iqomah-i di telinga kirinya. Alhamdulillah, bayi saya seketika itu juga terdiam ketika mendengarkan kumandang adzan dari saya.

Ya Allah, jadikanlah anak kami ini menjadi anak sholeh & bertakwa kepada-Mu yang bisa bermanfaat bagi dirinya, orangtua-nya, bangsa & agamanya. Serta senantiasa taat dan patuh mendengar seruan-Mu.

Allahumma amin…

0 komentar:

Template by - Abdul Munir - 2008