Rabu, 17 Agustus 2011

Share Tentang Anak

Tadi pagi, saya mengirimkan pesan kepada sahabat-sahabat saya di jejaring sosial ini. Beberapa kawan yang saya mintai share & solusi diantaranya; Hazil Aulia, Irawati Syahriah, Henu Lismiyati, dan Asriana Qibtiyah.

Kenapa saya pilih beliau-beliau ini? Ya, karena saya anggap mereka lebih “sepuh” dan berpengalaman dalam mengasuh dan mendidik anak, setidaknya putra dan putri mereka sendiri karena saya sering membaca notes mereka bercerita tentang putra-putrinya di facebook ini.

Surat saya berbunyi;

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Bapak & Ibu teman-temanku di FB ini…

Saya mau konsul dan share ke panjenengan-panjenengan semua nich…
Aza umurnya sekarang hampir 2 tahunan. Sudah semingguan lebih buah hati kami rewel tidak mau makan dan mimik susu. Kondisi berat badannya sekarang menurun drastis.

Adakah saran dan masukan dari penjenengan semua?
Saya dan istri sangat mengharapkan saran dan masukan dari panjenengan semua..

Trim’s.

Begitulah isi surat saya yang saya kirimkan ke inbox mereka. Dan tidak berselang lama; Bu Henu Lismiyati menjawab pesan saya kurang lebih seperti ini:

Wa alaikum salam..

Coba diperiksakan ke dokter, pak. Barangkali ada gangguan pada organ-organ pencernaannya. Atau mungkin, Aza bosan dengan menu masakannya dan kayaknya perlu memikirkan agar menunya bervariasi dan butuh suasana baru. Dan mungkin, Sang Ibunya harus telaten dalam hal ini.

Kemudian disusul dengan jawaban Bu Irawati Syahriah:

Maaf ustadz sebelumnya, barangkali anak rewel itu juga ada hubungannya dengan ayah & ibunya yang maaf ‘barangkali’ sedang ada masalah baik dirinya sendiri maupun mereka berdua.

Atau mungkin, ada makhluk halus yang mengganggu Aza. Solusinya kata Ustadz Danu ialah, berdoa mohon pertolongan sama Allah SWT di sepertiga malam agar dijauhkan dari hal-hal yang demikian.

Hmmmm, saya merenungkan solusi yang ditawarkan oleh Bu Henu dan Bu Ira ini. Kalau saya amati, Bu Henu melihat kasus ini dari aspek fisik & kesehatan Sang Anak dan peran orangtua dalam pengasuhan. Adapun Bu Ira, memiliki pandangan lain yaitu melihat kasus ini dari segi ruhaniyah.

Pendapat Bu Henu sebetulnya sudah kami coba yaitu memvariasikan menu makanan pada buah hati kami, kadang menunya; ikan laut dan sayur sup, telur asin dan sayur bening, kadang juga bubur yang beraneka ragam jenisnya. Adapun masalah kesehatan dalam diri Aza, memang betul yang dikatakan Bu Henu yaitu Aza kalau sakit, pasti yang diserang adalah ‘radang tenggorokan’. Dan penyakit inilah yang ‘langganan’ menimpa anak saya sampai saat ini.

Adapun pendapat Bu Ira, astaghfirullah… Saya benar-benar diingatkan oleh Bu Ira akan pentingnya kondisi psikis dan ruhani orangtuanya. Betul yang dikatakan Bu Ira, saya dan anak istri memang ‘belum’ bisa satu atap karena saya mengajar di Malang dan Istri + Aza di Pasuruan. Kami belum bisa satu rumah bukannya karena apa-apa, melainkan karena kalau mengandalkan ‘pendapatan’ saya yang masih honorer ini masih belum mencukupi untuk maisyah kami sekeluarga. Akhirnya, istri mengikuti Tes CPNS dan alhamdulillah diterima di sebuah SMPN di Pasuruan.

Karena hal itulah, yang menjadikan Aza ‘serasa’ mempunyai Ayah hanya hari sabtu sampai dengan hari senin saja. Karena hari senin agak siang, saya kembali lagi ke Malang untuk tugas mengajar. Hal itu saya lakukan selama kurang lebih 3 tahunan sebelum Aza lahir di dunia ini.

Itulah mengapa, ketika saya baru nyampai rumah hari sabtu pagi di Pasuruan, anak saya Aza langsung mendekap saya dan tidak mau lepas dari dekapan saya. Aza meski masih belum genap berumur 2 tahun, tapi dia sudah mengerti dan paham bahwa saya adalah ayah tercintanya.

Makanya, ketika saya balik ke Malang hari senin siang, Aza selalu menangis dan berkata “Abi, Abi… Meyok (Ikut)…”. Tak terasa, ketika baru beberapa menit meninggalkan Aza, pipi sampai ke bibir saya basah berlumurkan tetesan airmata karena tidak tega melihat wajah anakku yang mengucurkan airmata tadi. Apakah ini sebab Aza tidak mau makan?, tanyaku dalam hati.

Atau mungkin, adakah hal lain yang menjadikan dia rewel? Kata-kata Bu Ira masih terngiang-ngiang di kepalaku; “Itu mungkin ada suatu hal dari Ayah & Ibunya sehingga berimplikasi ke anak, ustadz”. Subhanallah, saya masih belum menemukan jawaban atas saran Bu Ira ini.

Apakah saya & istri dalam memberikan sesuap makanan pada Aza ada ‘barang’ yang tidak halal atau ada barang haram dari uang kami untuk membelikan susu formulanya, kah? Ya Allah, ampuni kami bila kami sengaja maupun tidak sengaja telah mengotori anak dan istri dengan makanan yang tidak halal ini.

Apakah karena disebabkan lalainya menunaikan perintah-Mu, ya rabb. Sholat fardhu sudah sering kami tidak berjama’ah bahkan sering kelelahan sampai ketiduran, ibadah sunnah shaum senin dan kamis juga sudah jarang kami lakukan lagi. Ampuni kami Ya Rabb, jika kami lalai akan hal itu dan sadarkan kami…

Ataukah ada makhluk halus yang ‘mengganggu’ buah hati kami seperti yang Bu Ira katakan? Memang benar, dulu ketika Aza masih berumur 4 bulanan, pernah dia menangis keras semalaman tidak henti-hentinya, kemudian Abah (Ayah Mertua) saya sholat kemudian tidur. Dan dalam tidurnya itu, Abah saya menemui Aza sedang ‘diganggu’ oleh makhluk yang berambut panjang dan buruk rupa. Abah langsung mengusir makhluk tersebut sambil memukulnya dengan sapu lidi “Pergi kamu! Jangan ganggu cucuku, kau!...”. Kemudian, Abah terbangun dan Aza sudah tidak menangis lagi dan baru bisa tidur nyenyak sekitar jam 03.30an waktu fajar. Cerita ini diberitahukan oleh istri ke saya karena kejadian tersebut pas saya berada di Malang dan baru pulang ke Pasuruan besok paginya. Itulah mengapa, ketika Bu Ira mengatakan “mungkin diganggu makhluk halus, ustadz” ada benarnya karena Aza punya riwayat demikian waktu kecilnya.

Anak adalah amanah Allah bagi setiap orang tua, ibu dan ayahnya. Anak adalah buah hati, karunia Ilahi. Ia dititipkan kepada kita untuk diasuh, dididik, dan dibimbing menjadi anak yang sholeh dan shalihah.

Munajatku;

Ya Wakil, Yang Maha Melindungi…
Jauhkanlah anak-anak kami dari gangguan kejahatan makhluk-Mu
Lindungilah ia dari mara bahaya
Engkaulah sebaik-baik Pelindung

Ya Roziq, Yang Maha Memberi Rezeki…
Ampuni kami
Jika kami memberikan makanan yang tidak halal
Berikanlah kami rezeki yang halalan thoyyiban

Ya Rahman, Yang Maha Welas Asih…
Jadikan anak-anak kami cahaya mata
Anak-anak yang sholih dan sholihah
Yang selalu memohonkan ampun untuk kami orangtuanya

Itulah pintaku, Ya Rabb…
Hasbunallaah wani’mal wakiil
Ni’mal maula wa ni’man nashiir
Amin…


Oh ya, untuk Pak Hazil & Bu Asriana dan teman-teman yang lain di FB ini, saya masih menunggu masukan-masukan dari anda semuanya. Moga tali ukhuwah kita selalu terjalin sampai kapanpun meski hanya sebatas dunia maya. Saya bangga dan bahagia mempunyai teman-teman yang saling ta’aawanu ‘alal birri wat taqwa di jejaring sosial ini…

0 komentar:

Template by - Abdul Munir - 2008