Selasa, 23 Agustus 2011

Jangan Add Aku, Sebelum Izin Kepadaku

Tulisan ini adalah wujud ‘keresahan’ saya karena seringnya (baca; hampir setiap hari) secara ‘tiba-tiba’ ditambahkan oleh seseorang di Grup yang dia ikuti. Entah itu dia sebagai admin-nya atau hanya sekedar menjadi anggota dari Grup tersebut.

Bukannya saya menolak setiap kali ada added semacam itu. Tapi, biasanya saya lihat-lihat dulu dalam Grup tersebut; apa faedah dan manfaatnya, grup ini tujuannya apa, siapa admin-nya, bagaimana keseharian anggotanya. Keseharian disini saya maksudkan adalah keseharian dalam berkontribusi dalam grup tersebut. Bisa melalui tulisan-tulisannya ataupun update statusnya di Grup tersebut.

Maksud saya begini, saya tidak serta-merta seketika itu juga keluar dari suatu Grup apabila ada teman saya (maaf, mungkin termasuk anda) di jejaring social ini yang ‘berbaik hati’ untuk menambahkan saya ke dalam Grup-nya. Entah sebagai anggota saja, lebih-lebih langsung sebagai admin-nya.

Teman, ada beberapa masukan untuk anda yang suka meng-add orang lain untuk menambahkan seseorang ke dalam Grup anda:

1. Tidak ada unsur mendiskreditkan Suku, Adat, Ras dan Agama tertentu & pornografi
2. Lihat dan teliti orang yang mau anda add
3. Dia sepemahaman nggak dengan anda
4. Profesinya apa dan dimana
5. Basiknya bagaimana
6. Izin pemilik akun

Untuk poin pertama sudah sangat jelas. Saya pasti tidak akan mau bila dimasukkan ke dalam Grup semacam ini. Ketika saya di add di Grup-nya, saya baca sepintas nama Grup-nya dan update-an serta tulisan para anggotanya. Jika jelas-jelas mengarah untuk mendiskreditkan SARA tertentu dan ada unsure pornografi, maka saya akan keluar dari Grup itu dengan segera.

Poin kedua dan ketiga, lihat dan teliti orang yang mau anda add serta pemahamannya bagaimana. Jangan meng-add seseorang yang anda tidak tahu watak, watuk dan wahingnya orang tersebut. Syukur-syukur, kalau anda tahu pemahaman atau paradigna orang tersebut. Kalau poin kedua dan ketiga ini anda abaikan, dipastikan dia tidak akan ‘betah’ di Grup anda.

Untuk poin yang keempat dan kelima, juga ada baiknya untuk anda perhatikan. Seseorang yang profesinya sebagai petani, anda masukkan ke dalam Grup Pegawai atau Grup Guru. Atau mungkin, seseorang yang mazhab-nya A anda masukkan ke dalam Grup yang mazhab-nya B. Ya tentu saja, kurang bijak kalau anda memasukkan orang tersebut untuk ikut Grup anda. Terkesan memaksakan dan mengajak debat kusir jadinya. Grup semacam inilah yang paling saya benci. Hanya menanamkan kebencian terhadap orang lain.

Dan untuk poin yang terakhir, poin ini tentu juga sangat penting untuk anda perhatikan. Kadang, ada orang yang tidak senang ketika anda secara tiba-tiba memasukkannya kedalam Grup tertentu. Meski anda adalah teman baiknya. Bukan berarti anda adalah teman baiknya, lantas seenaknya memasukkannya ke dalam Grup anda.

Teman, semuanya ada etikanya. Di facebook ini juga begitu. Ada etika dan privasinya. Itulah manfaatnya berteman, saling menjaga etika dan privasi masing-masing. Kesukaan bagi anda, belum tentu orang lain juga suka. Hobi yang anda sukai, juga belum tentu orang lain juga suka. Jangankan masalah pemahaman, pakaian yang kita kenakan pun, belum tentu orang lain suka dan mau memakainya. Betul gak?

Biasanya, saya tidak akan keluar dari Grup apabila Grup tersebut adalah Grup Alumni Sekolah saya yang dulu, semisal: SPIJI Moja Angkatan ’07 yang di admin-i oleh Mas Hansen Nova atau SMU ’00 yang di admin-i oleh Mas Muhammad Rif’an. Atau Grup kelas PKPBA UIN Malang yang saya jadi walikelas di dalamnya. Hingga saat ini, ada 5 Grup Kelas PKPBA. Itu artinya, saya sudah 5 tahun mengajar di PKPBA UIN Malang. Dan juga, Grup yang saya dulu ikut organisasi tersebut misal; Ikhfa’ (JQH) UIN Malang atau LDK At-Tarbiyah UIN Malang. Atau, yang sesuai dengan hobi tulis-menulis seperti saya yaitu Cool Chat With Fellas yang di admin-i oleh Osya Oshin.

Inti dari semua ini adalah meminta izin dulu kepada Si Pemilik Akun yang mau anda add. Bisa melalui dindingnya ataupun melalui inbox-nya. Dan yang lebih sopan adalah melalui inbox-nya karena apabila dia tidak berkenan, bisa dengan bebas untuk mengutarakannya tanpa harus malu terhadap teman yang lain. Tanyakan kepadanya; Apakah dia rela dan ikhlas untuk dimasukkan ke dalam Grup anda.

Mohon maaf bila ada yang pernah memasukkan saya ke dalam Grup-nya, kemudian saya keluar. Mohon maaf ya, jangan tersinggung apalagi tersungging, hehe… Bukan maksud saya untuk memutus silaturahim dengan anda. Bukan. Saya tegaskan lagi, bukan. Dan yang pasti, anda semua tetap teman-teman saya di facebook ini. Simple, kan…^_^

0 komentar:

Template by - Abdul Munir - 2008