Sekitar 2-3 bulanan yang lalu, sahabat facebook saya, Mbak Sitie Zumaroh memposting note yang berjudul “CIPLUKAN”. Dalam note tersebut, Mbak Sitie menjelaskan begitu amazingnya buah tersebut dengan berbagai macam kandungan dan khasiat di dalamnya.
Sebab note itulah, saya ‘kesengsem’ dan seketika itu juga mencoba hunting buah ciplu’an di sekitar rumah saya di Grati Kec. Pasuruan. Diluar dugaan, ciplu’an yang biasanya ‘keleleran’ dan tidak ada yang memedulikan begitu sulitnya dicari. Bukan hanya itu, bahkan saya sampai meminta tolong kepada tetangga yang biasanya ‘angon’ wedus di sawah untuk mencarikan buah tersebut.
Namun, setelah menunggu semingguan lebih, tetangga saya berkata bahwa pohon itu tidak dijumpainya di sawah tempat dia angon wedus. Entah kenapa, buah ini sudah hilang di peredaran.
Syukurlah, pada sabtu sore kemarin akhirnya saya menjumpai Si Buah kaya khasiat ini. Pohon ini tinggal satu-satunya yang ada di pekarangannya. Jauh-jauh hari, saya sudah berpesan kepada istri kalau teman sejawatnya ada yang punya pohon ciplu’an, bisa menginformasikannya karena ingin mengambil sebagian buah & rantingnya saja, siapa tahu bisa ditanam di belakang rumah kami.
Teman, inilah sebagian ranting dan buah ciplu’an yang semakin langka. Buah ciplu’an kalau masih belum masak penutup/pelapis maupun buahnya berwarna hijau, dan kalau sudah masak, maka warna penutup/pelapis dan buahnya berubah menjadi coklat kekuningan.
Satu lagi keistimewaan dari buah ciplu’an yang belum tercover di catatan Mbak Sitie adalah apabila buah ciplu’an ini tertutup oleh lapisannya, maka buah ini tidak akan busuk selama setahun dan tetap ranum buahnya. Hehe, hebat kan?...^_^
Saya berkesempatan memakan salah satu buah yang sudah masak diatas, ternyata rasanya agak lengir/anyir dan sedikit masam. Sejauh yang saya ketahui, buah-buahan atau tumbuh-tumbuhan yang kaya nutrisi dan khasiat biasanya rasanya kurang enak di lidah.
Nah, bagaimana dengan di daerah anda? Apakah Si Buah Ajaib ini masih ada?...^_^
Sebab note itulah, saya ‘kesengsem’ dan seketika itu juga mencoba hunting buah ciplu’an di sekitar rumah saya di Grati Kec. Pasuruan. Diluar dugaan, ciplu’an yang biasanya ‘keleleran’ dan tidak ada yang memedulikan begitu sulitnya dicari. Bukan hanya itu, bahkan saya sampai meminta tolong kepada tetangga yang biasanya ‘angon’ wedus di sawah untuk mencarikan buah tersebut.
Namun, setelah menunggu semingguan lebih, tetangga saya berkata bahwa pohon itu tidak dijumpainya di sawah tempat dia angon wedus. Entah kenapa, buah ini sudah hilang di peredaran.
Syukurlah, pada sabtu sore kemarin akhirnya saya menjumpai Si Buah kaya khasiat ini. Pohon ini tinggal satu-satunya yang ada di pekarangannya. Jauh-jauh hari, saya sudah berpesan kepada istri kalau teman sejawatnya ada yang punya pohon ciplu’an, bisa menginformasikannya karena ingin mengambil sebagian buah & rantingnya saja, siapa tahu bisa ditanam di belakang rumah kami.
Teman, inilah sebagian ranting dan buah ciplu’an yang semakin langka. Buah ciplu’an kalau masih belum masak penutup/pelapis maupun buahnya berwarna hijau, dan kalau sudah masak, maka warna penutup/pelapis dan buahnya berubah menjadi coklat kekuningan.
Satu lagi keistimewaan dari buah ciplu’an yang belum tercover di catatan Mbak Sitie adalah apabila buah ciplu’an ini tertutup oleh lapisannya, maka buah ini tidak akan busuk selama setahun dan tetap ranum buahnya. Hehe, hebat kan?...^_^
Saya berkesempatan memakan salah satu buah yang sudah masak diatas, ternyata rasanya agak lengir/anyir dan sedikit masam. Sejauh yang saya ketahui, buah-buahan atau tumbuh-tumbuhan yang kaya nutrisi dan khasiat biasanya rasanya kurang enak di lidah.
Nah, bagaimana dengan di daerah anda? Apakah Si Buah Ajaib ini masih ada?...^_^
0 komentar:
Posting Komentar