Jumat, 27 Mei 2011

Cerbung: Kisahku Bersama Ersis ( 1 )

NB: Cerbung (Cerita Bersambung) ini adalah kisahku bersama guru menulisku dan sahabatku di Facebook yaitu Ersis Warmansyah Abbas.

Tanggal 04 Mei 2011
Mataku terbelalak lagi ketika Hp-ku berdering karena suara alarm, menandakan shubuh telah tiba. Sebenarnya masih kantuk sih, tapi gimana lagi, ya harus bangun tuk menunaikan ibadah fardhu bagi muslim. Padahal, jam 01.45 tadi malam, aku dibangunkan oleh alarm: Barcelona VS Real Madrid, ayo banguuuunn!!.. itulah kira-kira sayup-sayup mataku berusaha tuk membaca layer Hp. Akhirnya, setelah jam 02.00 kubisa sadarkan diri dengan sebenar-benar sadar.
Kunyalakan monitor komputerku, kemudian mengambil remote tuk menghidupkan televise melalui TV tunner kesayanganku. Teman, TV tunner milikku ini sudah menemaniku hamper 4 tahunan, lho. Ya, sejak saya lulus kuliah S2 di UIN Malang tahun 2007.

Setelah shalat shubuh kutunaikan, aku memilih berselimut lagi di dalam ranjangku. Hehe, sebagai penebusan karena begadang liat bola dini hari tadi.

“Kriiinnggg, …” suara dari Hp-ku berbunyi lagi. “Duh, apalagi sih ini”, aku mengambil Hp sambil geregetan.

“Bi, dari tadi mama telpon kok tidak diangkat-angkat sih?..”, teriak istriku memekikkan telinga dengan setengah sadar.

“Lho, masak sih mama telpon dari tadi?”, jawabku dengan nada membela.

“Halah, pasti tadi malam liat bola lagi, ya. Pantesan gak denger Hp berbunyi…”, ketus istriku.

“Iya, iya.. Ni persiapan mandi mau berangkat ke kampus, ma”, sahutku.

Kulihat jam dinding di rumah kontrakanku menunjukkan angka 12. Dengan malas kuambil handuk kuning kesayanganku, kemudian mandi. Lima belas menit kemudian, aku telah selesai mandi dan segera ke almari tuk mengambil baju yang telah kusetrika kemarin. Tepat pukul 12.30an, aku keluar dari rumahku tuk menuju kampus.

Jarak antara rumah kontrakanku dan kampus sebetulnya tidak terlalu jauh sih, hanya saja aku berangkat lebih awal supaya bisa ber-facebook ria dahulu sebelum mengajar pukul 2 siang. Haha, maklum-lah di kampusku ada sarana hotspot yang menjadikanku betah tuk datang paling awal ketimbang teman-teman sejawat lainnya.

Seringkali ketika online, teman-temanku FB menyapa di chat pojok kanan bawah: “Dimana posisinya sekarang, pak?”. Kujawab; “Kalo saya OL, berarti ya sudah di kampus, bro..”. Nah, disela-sela mau mengajar inilah biasanya kusempatkan waktu tuk menulis. Ya, menulis apa saja yang ada dipikiranku dan apa-apa yang kurasakan saat ini. Tentunya, sambil membaca dan mengomentari tag-an dari teman-teman FB yang selalu nongol di wall-ku.

Dari sekian banyak teman-temanku, hanya ada beberapa teman saja yang ajeg (istiqomah) men-tag diantaranya; Ersis Warmansyah Abbas, Halimi Zuhdy, Ali Akbar, Faricha Hasan, Irawati Syahriah, Syahrul Fadli, Hazil Aulia, Heri Cahyo dan Abrar Rifai. Disamping yang ajeg, ada juga yang sesekali waktu men-tag yaitu Osya Oshin, Dheeana LuvRomance, Aprilina Hartanti, Faiz Wildan dan beberapa teman yang terlalu banyak tuk diikut-sertakan satu-persatu disini. (Maaf ya, bila nama anda belum tercantum…^_^)

Disela-sela kumenikmati ber-facebook ria, ada suara berbunyi dari tasku. Segera kuambil dan menjawab no yang saya tidak mengenalnya: “Assalamu’alaikum, ustadz… Saya Bu Ira”. “Oh, Bu ira tho…”, kujawab dengan senyuman. “Ustadz, sekarang ada ngajar apa tidak?”, Tanya beliau. “Ada bu, tapi nanti jam kedua”, jawabku. “Ini, sampeyan ditunggu Pak Ersis di kamar 112 Hotel Pelangi, dekat alun-alun itu lho, ustadz…”, jelas Bu Ira.

Dengan terkaget-kaget aku mendengarnya. “Lho, Pak Ersis beneran nih, sudah ada di Malang?”, selidikku. “Katanya, beliau ke Surabaya dulu, bu?”. “Cepetan kesini ustadz, wassalamu’alaikum…”, jawab Bu Ira. “Oke Bu, segera meluncuur…”, kujawab dengan wajah sumringah.

Bergegas ku off-kan netbook lenovo-ku. Kemudian tanpa menunda-nunda, kuberlari keluar kantor tuk menuju tempat parker sepeda motor. Lalu, kuambil kunci kharisma-ku di saku celana kiri.

Tiba-tiba,,, “Aduuh, kok gerimis gini ya?”, gumamku. “Ah, mau hujan-pun aku tidak peduli. Kapan lagi bisa bertemu dengan Ersis, kalo tidak sekarang..”, kumantapkan dalam hati. Dengan sigapnya aku keluar dari kampus dan OTW ke Hotel Pelangi. Perjalanan 15 menitan antara UIN Malang sampai ke Hotel Pelangi.

Sesampainya di depan Hotel Pelangi, aku tidak lupa bertegur sapa dengan para Satpam di pintu gerbang hotel, sebagai basa-basi saja. “Maaf pak, mau kemana?”, tanya salah satu Satpam. “Saya sudah ada janjian dengan tamu hotel disini, di kamar 112”, jawabku tegas. “Oh iya, silahkan pak…”, sahut satpam satunya.

Ditengah pencarian kamar 112, akhirnya kutemukan wajah yang tidak asing lagi bagiku yaitu Pak Heri Cahyo bersama istrinya. Dengan segera kusalami beliau; “Dimana Pak Ersis, pak?”. “Oh disana pak, sampeyan lurus terus. Disana juga ada Bu Ira, kok..”, jawab Pak Heri sambil berpamitan pulang.

Setelah beberapa menit mencari, akhirnya tepat berada di depan kamar ber-nomer-kan 112. Kupandangi dari luar melalui jendela yang tersamarkan oleh korden tembus pandang, disitu ada 3 orang; dua orang ibu-ibu dan satu orang memakai celana pendek se dengkul.

“Ah, masak benar itu Pak Ersis ya?”, antara ragu-ragu dan berani kucoba mengetuk pintu.

“Tok, tok, tok…”


Bersambung…

0 komentar:

Template by - Abdul Munir - 2008