Minggu, 04 April 2010

Ayo, Bangun Pagi!

Bangun pagi-pagi merupakan kegiatan rutin setiap keluarga. Kecuali hari libur biasanya seluruh anggota keluarga harus bergegas mengejar jadwal kegiatan masing-masing. Apalagi bagi yang tinggal di kota-kota besar yang sibuk, faktor ketepatan waktu menjadi sangat penting. Terlambatnya suatu urusan dapat mengakibatkan urusan yang lain juga ikut terlambat seperti efek domino. Sehingga penting jika kita bisa mengkondisikan keluarga khususnya anak-anak untuk bangun pagi-pagi dan berangkat tepat waktu. Memang tidak mudah membiasakan budaya bangun pagi dan tepat waktu, ada kiat-kiat tertentu dibalik semua itu. Berikut ini langkah yang patut dicoba.

Semangat untuk esok hari dapat ditumbuhkan sehari sebelumnya. Ayo! Besok adalah hari besar! Caranya dengan mempersiapkan segala keperluan untuk esok hari dengan gembira. Misalnya mempersiapkan tas, pakaian dan sepatu yang akan dipakai esok hari. Lakukan bersama-sama, ibu, ayah, kakak bahkan adik juga. Begitu juga pilihan menu untuk sarapan atau bekal sekolah sebaiknya diputuskan dan dipersiapkan sehari sebelumnya.

Buatlah jadwal persiapan dalam agenda kesibukan kita sehari-hari sebagai sesuatu yang rutin. Jadi, setiap hari kita harus mengalokasikan waktu tertentu untuk persiapan esok hari. Insiden yang tidak diinginkan yang terjadi pagi hari karena kurang persiapan dapat membuat hari itu terasa tidak enak. Karena pagi yang ruwet dapat mempengaruhi mood atau perasaan pada sisa hari itu. Misalnya karena tidak dipersiapkan terlebih dahulu, kakak dan adik berebut kaos kaki pada pagi hari. Akibatnya ayah dan ibu memarahi mereka karena saling tidak bertegur sapa sepanjang hari. Segala keruwetan pagi hari mestinya tidak terjadi jika cukup persiapan.

Kebutuhan tidur anak
Ketika bangun tidur, seharusnya kita siap untuk memulai hari yang baru dengan segar. Namun tidak jarang anak-anak bangun dengan terpaksa, masih mengantuk, bahkan uring-uringan. Oleh karena itu orangtua harusnya mengetahui berapa lama kebutuhan tidur anak. Mungkin anak sulit dibangunkan, masih mengantuk dan uring-uringan karena tidak cukup tidur. Setiap anak memiliki kebutuhan dan kebiasaan tidur yang berbeda. Sebagai orang tua kita harus tahu dan jeli memperhatikan masalah ini. Biasanya anak usia tiga hingga lima tahun tidur antara sepuluh sampai 14 jam sehari. Termasuk tidur siang. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah, bahwa semakin awal anak tidur pada malam hari, maka semakin awal juga ia bangun keesokan harinya. Idealnya anak sudah harus tidur setelah sholat isya, kira-kira pukul tujuh atau delapan malam. Sehingga ia dapat bangun esok hari pukul lima atau enam pagi.

Saat anak tidur siang, usahakan agar anak tidur cukup siang yaitu sekitar pukul satu atau dua siang. Jangan paksa anak untuk tidur siang terlalu lama, satu jam pun sudah cukup. Jika anak terlalu lama tidur siang atau tidur terlalu sore, ia cenderung menggeser waktu tidur malamnya menjadi lebih larut. Persiapan menghadapi hari esok adalah tidur yang cukup. Membatasi anak menonton televisi atau permainan yang bersemangat pada saat masuk waktu tidur sebaiknya dilakukan cukup ketat. Kondisikan anak dengan persiapan tidur misalnya memakai pakaian tidur, menggosok gigi, membasuh kaki dan tangan, serta membacakan cerita sebelum tidur.

Pagi hari yang sibuk
Pagi hari yang sibuk sebaiknya diawali dengan suasana yang nyaman. Membangunkan seluruh anggota keluarga dengan cara menyenangkan dapat dilakukan jika ayah dan ibu bangun lebih pagi. Sehingga seluruh anggota keluarga punya cukup waktu untuk mengganti suasana mengantuk menuju semangat bergegas-gegas. Membangunkan anak hanya dengan perintah tidak selalu efektif. Ada masa transisi antara bangun tidur hingga benar-benar siap untuk beraktifitas. Misalnya anak dibangunkan dengan digelitiki, dipijat kakinya, atau ditiup telinganya sambil membacakan doa bangun tidur. Kadang anak juga masih ingin dimanjakan seperti diberikan ciuman dan pelukan. Setelah benar-benar bangun baru kemudian anak digiring ke kamar mandi untuk wudhu, cuci muka, gosok gigi, atau langsung mandi.

Aktifitas bangun pagi bisa dimeriahkan dengan memutar lagu-lagu gembira kesayangan anak. Lagunya harus bersemangat.

Mandi, berpakaian, dan sarapan
Pastikan semua keperluan mandi dan berpakaian sudah siap di tempatnya. Kalau perlu sejak semalam sudah ada persiapan dan diskusi tentang pakaian apa yang akan dikenakan hari ini. Terkadang anak sulit dibujuk untuk mandi. Rayu anak untuk mandi dengan meletakkan mainan di sekitar bak mandi, misalnya bebek karet, cangkir, botol kosong, dan lain-lain. Ingat, untuk anak usia balita segala macam aktifitas adalah permainan. Begitu anak selesai mandi maka permainan berikutnya adalah berpakaian. Dengan bermain ciluk baa…mana tangan adik…mana kaki adik...? Anak yang merajuk karena tidak suka dengan pakaian yng ditawarkan atau yang sudah disiapkan semalam dapat dibujuk dengan cara tertentu. Misalnya dengan memakaikan pakaian tersebut tersebut ke boneka atau adiknya. Atau justru dikenakan oleh ayah atau ibunya. Perlihatkan dengan cara yang lucu betapa tidak cocok dan konyolnya jika pakaian itu dikenakan orang lain. Sarapan adalah makanan paling penting dalam sehari. Sempatkan untuk selalu sarapan.

Beberapa suap nasi, sepotong roti, atau sebuah pisang. Pokoknya sarapan. Anak yang sarapan akan lebih mudah mengikuti pelajaran di sekolah. Membujuk anak untuk sarapan lebih mudah di bibir ketimbang dipraktekkan. Namun kuncinya adalah pembiasaan. Jika anak terbiasa untuk sarapan apapun menu sarapan tidak masalah. Menu sarapan bisa apa saja, mulai dari nasi lengkap dengan lauk pauknya, roti dengan segala bentuk dan isinya, kue, jajan pasar yang mengandung karbohidrat dan protein, bahkan buah seperti pisang, dan susu.

Konsep waktu bagi anak
Dalam segala keriuhan pagi hari, anak usia balita biasanya bertingkah santai. Ia cenderung berlama-lama dalam aktifitasnya. Ketika mandi ia berala-lama memainkan busa sabun, begitu juga ketika berpakaian dan sarapan. Sebenarnya hal ini amat sangat normal. Karena anak usia balita belum dapat memahami konsep waktu yang baginya sangat abstrak. Anak belum dapat memahami arti kata terlambat, sebentar, lama, cepat, lambat, kemarin atau besok. Baginya semua adalah sekarang. Itulah sebabnya balita kita terkadang tidak mau menunggu, "Aku mau main sekarang juga!". Strateginya adalah dengan mengalihkan perhatian. Begitu juga jika kita ingin anak bergegas, maka alihkan ia dengan permainan adu cepat atau berlomba-lomba.

Setelah anak berusia tujuh tahun atau masuk sekolah dasar, baru ia dapat diharapkan mengerti tentang konsep waktu. Namun tidak ada salahnya melatih anak memahami konsep waktu dengan memberikan batasan-batasan yang mudah dijadikan ukuran. Misalnya adik harus selesai mandi jika lagu selesai diputar. Cara lain bisa juga dengan menyetel weker atau timer berbunyi artinya waktu bermain selesai.

Dari sudut pandang anak semuanya adalah permainan. Bangun pagi dengan segala keruwetannya adalah permainan. Tergantung bagaimana kita sebagai orang tua mensiasatinya. Dengan menjadikan setiap pagi sebagai momen yang positif kita dapat memulai hari baru dengan bersemangat.

0 komentar:

Template by - Abdul Munir - 2008