Senin, 21 Desember 2009

Kado Tercantik

22 Desember 2007
Tak pernah kulihat sebelumnya, "kado secantik" ini. Entah dari mana datangnya, aku tak merisaukannya, karena yang pasti, insya allah kado itu akan menjadi milikku. Sungguh aku tak bisa bercerita kepada anda tentang perasaan yang menderu saat pertama kali ditawari untuk menerima kado tersebut. Seseorang dengan ikhlas (pemilik kado yang pertama) sepenuh hati akan menyerahkannya kepadaku, hari ini.

Melihat bungkusnya yang indah berwarna putih dengan motif bunga-bunga kecil, tak salah penilaianku, kado itu memang teramat cantik. Yang kutahu, tidak hanya hari ini ianya berbungkus seindah itu, setiap hari, setiap waktu, selalu terbungkus rapi.

Isinya? Jangan pernah tanyakan kepadaku, karena aku, juga orang lain tak pernah tahu apa dan bagaimana rupa isinya. Jangankan tersentuh, terlihat pun tidak. Terutama oleh orang-orang yang memang terlarang untuk melihatnya. Seistimewa apakah kado itu? Sehingga tak seorangpun pernah melihat kado cantik ini? Dan seistimewa apa diriku ini sehingga seseorang berkenan mempercayakannya kepadaku?

Terbayang dari bungkusnya, yang setiap saat selalu terlihat rapi dan terjaga dengan baik, yang tak tersentuh kecuali oleh yang berhak menyentuhnya, aku yakin, isi dan rupa didalamnya, jauh lebih indah dan cantik dari bungkusnya yang sejujurnya, adalah hal terpenting dari semua kecantikan sesuatu.

Maaf, saya tidak bisa mengajak anda ikut membayangkan indah rupa isinya, dan kalaupun aku tahu anda mencoba melakukannya, sebaiknya anda berhadapan denganku. Kado tercantik itu akan menjadi milikku, akan kujaga ia-nya dan takkan kubiarkan orang lain ikut menikmatinya, meskipun hanya sekedar membayangkannya.

Ingin sekali kucari pita pembuka kado tersebut, agar segera kusingkap isinya. Tapi satu hal mengganjalku, masih tersisa beberapa menit agar aku benar-benar mendapatkan izin untuk membukanya. Bahkan, lebih dari itu, harus kutunggu pemiliknya, yang menjaganya, dan merawatnya selama ini benar-benar menyerahkannya kepadaku dalam satu upacara sakral. Kenapa sedemikian sakral? Sesuatu yang cantik nan suci harus diserahkan dalam koridor keagungan yang juga suci, jawab pemilik kado pertama. Tak apalah, sebagai satu jalan untuk tetap mensucikan diriku, juga kado cantik itu, wajib kujalani upacara sakral itu.

Aku berjanji, setelah kuterima dalam keharibaanku, kado tersebut akan kujaga, kurawat, kuperlakukan ia-nya agar tetap menjadi kado tercantik, terindah, terbaik, terbagus, selamanya. Sampai tak ada lagi yang membuatku harus melirik kado-kado diluar yang terkadang hanya bagus dan cantik bungkusnya saja.

22 Desember 2009
Kini, kado tercantik itu sudah berumur dua tahun dalam keharibaanku. Dan terbukti, sampai saat ini kado itu tetap menjadi kado tercantik, terindah, terbaik dan terbagus. Tahukah anda, “Kado Tercantik” apa yang saya miliki ini? Dia adalah istriku. Tulang rusukku.

Selamat Ultah kedua pernikahan kita, wahai istriku. Semoga Allah, Dzat yang Maha Ar-Rohman & Ar-Rohim senantiasa menjaga & mendidikmu menjadi istri & ibu yang sholehah dan bertakwa. Amin, ya robbal ‘aalamiin…

Saya yakin, anda-pun sebenarnya mempunyai “Kado” yang tak kalah cantiknya seperti saya. Namun bagi yang belum, segeralah menjemput kado tercantik anda, bila sudah istathoo’a tentunya…^_^

0 komentar:

Template by - Abdul Munir - 2008