Minggu, 09 Agustus 2009

Isu

Di tengah masyarakat yang resah dan bingung, isu bisa menjadi subur. Sebuah dugaan, sebuah penafsiran, bahkan sebuah kabar burung, bisa ditangkap sebagai sebuah kebenaran. Maka, ibarat sebuah bola salju, ia akan terus menggelinding, semakin lama semakin besar; tanpa orang tahu lagi bentuk aslinya.

Seperti dalam kisah ini. Wisma Ta'mir UIN menerima kiriman paket dari salah satu Wali Mahasiswa, karena pada waktu itu si Wali Mahasiswa pernah nginap di wisma. Si Wali mahasiswa ini merasa punya hutang budi, kayaknya. Paket itu berisi sekeranjang makanan khas sebuah daerah. Tentu saja disambut gembira. Bagi komunitas wisma, kiriman makanan bisa menjadi “anugerah” tersendiri.

Akan tetapi, entah karena kelamaan di perjalanan atau entah dari sananya memang sudah begitu, makanan itu agak “berbau” tak sedap. Wah, bagaimana ini? Kalau dibuang jelas sayang. Dan, kok ya tidak menghargai si pengirim yang sudah bersusah payah dan berbaik hati. Tetapi kalau dimakan juga, nanti kenapa-kenapa pula; mending kalau mules, lha kalau sampai harus masuk rumah sakit, bagaimana coba.

“Kita berikan saja dulu sedikit pada si Meong, kucing wisma. Kalau si Meong tidak kenapa-kenapa, berarti bisa kita makan,” usul salah seorang penghuni.
“Itu tidak berperi-kebinatang-an dong”, protes penghuni lain.

“Lha, orang saja banyak yang tidak berperi-kemanusiaan; kok situ masih mikirin perike-binatangan. Apakah mau, situ yang nyicipi?”, sahut penghuni lainnya.

Alhasil, usulannya diterima. Si Meong dipanggil, lebih tepatnya dipaksa. Singkat kata. Ternyata si Meong tidak kenapa-kenapa melahap makanan itu. Kucing itu malah mengaing-ngaing minta lagi. Maka tanpa di komando dua kali, para penghuni asrama menyerbu makanan itu. Dalam waktu singkat ludes. Dan tidak terjadi apa-apa.

Malamnya, mereka dapat kabar si Meong mati. Bukan alang-kepalang kagetnya mereka. Keresahan dan ketakutan lantas menghantui; bagaimana ini, makanan sudah masuk ke perut mereka! Ada yang katanya mendadak pusing, malah ada juga yang muntah-muntah.

Dokter segera dipanggil. Para penghuni wisma yang tadi ikut makan diperiksa satu persatu. Tidak ada yang janggal. Lalu kenapa si Meong mati? Ooo…rupanya tergilas sepeda motor!

Maka, berhati-hatilah dengan isu. Jangan kita mengambil keputusan atas dasar isu. Terlebih, jangan pula ikut menggelindingkan isu. Salah-salah, justru kita sendiri yang tergilas.

0 komentar:

Template by - Abdul Munir - 2008