Selasa, 28 Juli 2009

Seks?, Pentingnya Pagar!

Seks?..Idiihh, serem amat. Si Amat saja nggak serem-serem gitu. Begitulah remaja kalau sudah bicara soal seks; malu-malu tapi mau. Wajah seketika panas memerah. Ada perasaan nggak enak. Tetapi dalam hati sih seneng. Malah tidak jarang, ada yang sembunyi-sembunyi cari tahu sendiri.

Sebenarnya seks bukan sesuatu yang tabu dibicarakan, kok. Seks menjadi tabu kalau lantas diiringi dengan niat untuk mencoba. Jadi, nggak usah malulah bertanya-tanya soal seputar seks. Tetapi tentunya kepada orang yang tepat; yang memang tahu atau memang bidangnya.

Jangan bertanya ke teman yang suka berlagak tahu. Padahal ia mungkin juga tidak lebih tahu dari kita. Yang celaka, kalau kita lantas menelan bulat-bulat informasi yang diberikan olehnya. Tidak sedikit lho, remaja yang jatuh dalam soal seks karena menerima info yang salah.

Setiap orang pasti punya gejolak seksual. Sigmund Freud menyebutnya libido. Gejolak seksual ini biasanya terwujud dalam fantasi dan keinginan. Tidak ada orang yang tidak punya gejolak seksual. Kecuali mungkin yang nggak normal.

Konon, masa remaja adalah masa yang paling heboh dalam soal gejolak seksual ini. Sebenarnya itu wajar alias normal. Memang begitulah masa remaja. Ada suatu perubahan yang drastis seputar tubuh pada masa remaja.

Yang tidak wajar adalah kalau seks itu diumbar. Tidak ada batas-batas lagi. Main tancap gas. Dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. Wah, kalau begini tidak ada bedanya dengan kucing atau ayam.

Baik binatang maupun manusia sama-sama punya gejolak seksual. Bedanya kalau binatang tidak punya akal budi, mereka hanya punya insting, ya main sikat saja. Manusia tidak. Ia diberi akal budi oleh Allah. Akal budi inilah sebenarnya yang membatasi manusia untuk tidak bertindak seenak hatinya. Hanya menuruti keinginan dan hawa nafsu. Termasuk dalam hal seks. Kita perlu menjaga kesucian tubuh dari penyalahgunaan seksual.

Tadi disebutkan bahwa dalam hal gejolak seks, masa remaja adalah masa yang paling heboh. Lalu bagaimana dong mengatasinya?

Kalau yang dimaksud mengatasi adalah menghilangkan, ya tidak bisa. Gejolak seksual itu tidak dapat dihilangkan. Dan memang jangan. Tetapi kalau yang dimaksud itu mengendalikan, ya bisa. Dan memang perlu.

Caranya, carilah kegiatan-kegiatan/aktivitas yang bersifat positif. Mungkin kegiatan kerohanian, misalnya aktif mengikuti pengajian (majlis ta'lim) di masjid. Atau kegiatan olahraga, misalnya main sepakbola, beladiri, dsb. Atau mungkin latihan menulis, misalnya mengirim tulisan/artikel untuk bulletin. Pokoknya jangan memancing-mancing libido. Misalnya; melihat gambar porno, atau malah menonton filmnya, membaca cerita-cerita cabul, semua itu sama saja dengan membangkit-bangkitkan macan yang sedang tidur. Maka dari itu, Hindarilah!

Mungkin hal-hal yang berbau seks itu enak atau menyenangkan. Namun jangan lupa, tidak semua yang menyenangkan itu baik. Jadi perlu ada upaya juga dari kita sendiri untuk memagari diri dengan kegiatan-kegiatan kerohanian dan kegiatan yang positif lainnya.

Ingatlah!...Sekali anda terjerumus dalam seks bebas maka, sangat sulit untuk mengentaskan diri dari keterpurukan itu.

Jadi, hati-hatilah dalam bergaul dan memilih teman. Karena teman adalah cermin diri anda.

0 komentar:

Template by - Abdul Munir - 2008