Kamis, 17 November 2011

Buah Juwet, Buah Yang Kaya Zat Antioksidan

Setelah membahas Buah Ciplukan dan Keres, maka pembahasan saya yang ketiga adalah buah juwet (duwet). Dulu, ketika saya masih SD, di tempat tinggal saya (di Mojoagung-Jombang), saya tidak mengalami kesulitan untuk menjumpai pohon dan buah ini. Bahkan, di pekarangan rumah kakek saya pun telah bercokol pohon juwet di samping rumahnya.

Namun, sayang sekali. Hingga saat ini, sejak 14 tahun yang silam, saya tidak pernah lagi menjumpai pohon dan buah ini. Disebabkan karena sayanya yang kurang awas melihat kanan-kiri tempat tinggal saya, atau memang pohon ini sudah tidak begitu dihargai sehingga pohonnya banyak yang ditebang.

Di beberapa daerah lain di Indonesia, orang mengenal buah ini dengan nama jamblang, juwet (duwet), atau jambolan. Sebenarnya ada jenis yang berwarna putih, yang dikenal dengan nama duwet putih, namun lebih jarang ditemui dan kurang populer walaupun rasanya lebih manis, lebih segar, dan kurang sepat.

Pada umumnya orang hanya mengenal buah duwet ungu saja sehingga bila menyebutkan buah duwet biasanya yang dimaksud adalah buah duwet ungu. Pohonnya biasanya tumbuh liar di ladang, pekarangan rumah, lereng gunung, bahkan tidak jarang di kuburan. Dalam buku Flora disebutkan, pohon ini tumbuh di bawah 300 m dpl.

Buah juwet (Syzygium cumini) masih satu famili dengan jambu air dan cengkeh (Myrtaceae). Pohonnya tinggi, bisa mencapai 10-20 m, dan kayunya baik digunakan sebagai bahan bangunan. Ini yang menyebabkan orang sering kali lebih suka menebang pohon tersebut untuk diambil kayunya karena buahnya kurang mempunyai nilai ekonomi. Untuk memanennya, orang harus memanjat dan membawa galah yang berkantong karena kalau jatuh ke tanah buahnya mudah hancur.

Aktivitas Antioksidan

Buah juwet ternyata mempunyai aktivitas antioksidan yang sangat tinggi. Bila dibandingkan, aktivitasnya hampir setara dengan BHT -antioksidan sintetik- yang umum digunakan saat ini. Besar kemungkinan hal ini disebabkan oleh warna ungu/pigmen ungu dalam buah tersebut yang dikenal dengan nama antosianin.

Aktivitas antioksidan buah juwet dipengaruhi oleh tahapan kematangannya. Buah mentah yang berwarna hijau aktivitas antioksidannya rendah, buah hampir masak yang berwarna merah dan masih keras aktivitas antioksidannya meningkat, dan buah masak yang berwarna ungu aktivitas antioksidannya paling tinggi. Oleh sebab itu, buah duwet memang sebaiknya dikonsumsi pada saat sudah masak, namun sebaiknya pada saat masih segar. Begitu kurang segar, aktivitas antioksidannya menurun tajam.

Belum banyak penelitian yang dilakukan terhadap buah ini, mungkin karena nilai ekonominya rendah dan sulit memperoleh sampel memadai. Padahal, sebenarnya buah ini mempunyai potensi yang baik sebagai sumber antioksidan alami, rasanya sudah dapat diterima oleh masyarakat, aman, dan sebagai buah bisa dikonsumsi dalam jumlah cukup banyak sehingga bisa berkontribusi terhadap kesehatan.

Dibandingkan rempah-rempah -yang aktivitas antioksidannya tinggi- namun biasanya hanya dikonsumsi dalam jumlah sedikit; atau dibandingkan antioksidan sintetik -yang aktivitas antioksidannya tinggi- namun sering diragukan keamanannya; maka buah berwarna ungu ini cukup potensial sebagai sumber antioksidan yang aman.

Peran Antioksidan

Antioksidan dipercaya mempunyai peran penting terhadap kesehatan, khususnya dalam mencegah dan memerangi penyakit-penyakit degeneratif, seperti CHD (coronary heart disease) dan kanker. Sebelumnya para ilmuwan percaya bahwa konsumsi buah dan sayur dapat menurunkan risiko kanker karena buah dan sayur banyak mengandung antioksidan vitamin, seperti vitamin C (asam askorbat), vitamin E (tokoferol), dan beta karoten (provitamin A).

Namun, studi akhir-akhir ini menunjukkan bahwa sebenarnya ada senyawa lain dalam buah dan sayur yang menurunkan risiko kanker, yaitu polifenol. Polifenol bisa bekerja dengan beberapa cara untuk mencegah kanker, misalnya dengan memblok karsinogen, sebagai antioksidan, menyapu radikal bebas, antiproliferasi, maupun antiprogresi. Polifenol meliputi beberapa golongan senyawa, termasuk di antaranya flavonoid dan salah satu anggotanya adalah antosianin.

Antosianin sebagai penyebab warna ungu pada buah duwet sebelum ini hanya dikenal sebagai pigmen yang berfungsi untuk menarik serangga agar membantu penyerbukan maupun penyebaran biji. Pigmen ini terdapat luas pada tanaman, umumnya pada bunga dan buah, dengan variasi warna merah, ungu, biru, sampai jingga, misalnya pada stroberi, murbei, markisa, dan blueberry. Antosianin larut dalam air sehingga memudahkan inkorporasi ke dalam bahan pangan.

Aktivitas antioksidan antosianin terlihat baik pada buah berantosianin maupun pada antosianin murni. Beberapa jenis antosianin bahkan mempunyai aktivitas antioksidan dua kali lipat dibandingkan antioksidan komersial yang sudah banyak dikenal selama ini, seperti katekin dan alfa-tokoferol.

Jadi, warna merah keunguan pada buah duwet yang disukai anak-anak itu besar manfaatnya untuk kesehatan sehingga tidak mengherankan bila mereka biasanya sehat dan berenergi. Untuk penerapan secara lebih luas di masa mendatang, buah ini bisa diolah menjadi sari buah/jus, bisa juga dibuat menjadi selai untuk pengisi donat, atau untuk mempercantik penampilan serta menambah cita rasa pada es krim dan yoghurt.

Teman, kalau kita mau mencermati dengan seksama, buah-buahan yang mempunyai warna yang sangat mencolok seperti buah naga, buah blue berry, buah juwet, buah keres, buah pepaya dan buah-buah lainnya adalah buah yang mempunyai kandungan zat antioksidan yang sangat tinggi dan bermanfaat bagi tubuh manusia. Itulah warna alami buatan Tuhan. Namun, bedakan dengan warna buatan manusia (seperti pewarna buatan, pengawet, penyedap, pengental dll)? Tidak menjadikan sehat, malah menjadikan sakit dan besar kemungkinan bila menkonsumsi makanan yang mengandung zat ini, akan terkena kanker.


-Dari berbagai sumber-

0 komentar:

Template by - Abdul Munir - 2008