Rabu, 07 September 2011

Kultum Halal Bi Halal

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله الذي أنعمنا بنعمة الإيمان والإسلام وهي أعظم النعم. أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله لا نبي بعده. أما بعد.

Bapak-Ibu sekalian, Romadhon telah meninggalkan kita. Romadhon telah berpisah dengan kita. Dan hari raya Idul fitri sudah berlalu satu minggu lebih. Orang-orang sholeh dan arif mengajarkan kepada kita; “Muwadda’, Muwadda’, Ya Romadhon… Muwadda’ ‘alaina bil ghufron…”. Selamat tinggal, wahai bulan Romadhon. Tinggalkanlah kami disertai dengan ampunan dari Allah SWT”.

Idul Fitri telah kita sambut, kita sambut dengan suka cita dan bahagia. Karena kita mengharap bahwa dengan kedatangannya, kita kembali kepada fitrah kesucian kita. Dengan kedatangannya, kita seperti yang dilukiskan oleh Rasul saw; “Mudah-mudahan menjadi seperti halnya seorang anak yang baru dilahirkan oleh ibunya, terbebaskan dari dosa, terbebaskan dari noda”.

Memang Idul Fitri adalah momentum yang sangat baik untuk saling maaf-memaafkan. Kita tidak perlu malu, tidak perlu merasa kehilangan muka, untuk meminta maaf karena ini adalah waktunya. Kalau tidak sekarang, kapan lagi? Dan kalau kita tidak meminta maaf atas segala khilaf dan kesalahan kita, maka dikuatirkan kita tidak termasuk orang yang kembali kepada fitrah, yang kembali kepada kesucian, yang kembali seperti bayi, yang tidak menanggung dosa atau noda.

Hadirin, Bapak-Ibu sekalian…

Al-Qur’an menyatakan bahwa tidak sama keburukan dengan kebaikan. Maka, jika ada keburukan yang pernah menimpa kita, tolaklah keburukan itu dengan berbuat kebaikan, niscaya kata Al-Qur’an; “Faidzalladzi bainaka wa bainahu ‘adaawah, ka-annahu waliyyun hamiid”; Orang yang tadinya ada sengketa dengan kita, yang kita bermusuhan dengannya, jika kita menghadapinya dengan berbuat baik. Niscaya, dia akan berbalik menjadi teman kita yang sangat akrab.

Kenapa demikian? Karena, para psikolog-pun menyatakan; “Disetiap cinta ada benci, disetiap benci pun ada cinta”. Pada saat kita menghadapi seorang yang pernah membenci kita, hadapilah dengan lembut dan bijaksana, mengahadapinya dengan kasih dan kebajikan, maka benih-benih kecintaan yang terpendam di dalam hatinya akan muncul secara tiba-tiba dan ketika itulah dia menjadi sahabat kita yang paling akrab.

Kalau kita, mempersilahkan bulan Romadhon berangkat meninggalkan kita, dengan harapan kiranya Allah SWT mengampuni dosa-dosa kita, maka Idul Fitri kita sambut dengan ucapan; “Iedun saidun; Idul fitri yang membahagiakan. Wa kullu ‘aam wa antum bikhair; semoga tiap tahun, kita senantiasa mendapat kebaikan. Taqobbalallaahu minnaa wa minkum”; Semoga Allah menerima semua amal-amal kebajikan kita, amal-amal kebajikan saya dan anda, amal-amal kebajikan kita semua. Serta, “Minal ‘aaidiin wal faaiziin”; Semoga kita termasuk kelompok yang kembali dalam fitrah kesucian dan kelompok yang meraih kemenangan.

Bapak-Ibu sekalian, menarik untuk kita hayati bahwa ucapan; “Minal ‘aaidiin wal faaiziin”, itu kita kemukakan dalam bentuk prural atau dalam bentuk jamak, yang maksudnya kita ingin termasuk bersama-sama dalam kelompok orang-orang yang meraih kemenangan. Al-Qur’an tidak mengajarkan kita untuk berkata; “Semoga saya termasuk kelompok yang kembali atau termasuk orang-orang yang meraih kemenangan”. Tetapi, semoga kita, karena ajaran agama kita, ajaran agama islam selalu mengajarkan kebersamaan. Itu sebabnya, tidak ditemukan dalam Al-Quran kata yang menunjuk kalimat; “Saya Menang atau dalam bahasa arabnya; “Ana Afuuzu”, kecuali sekali dan itupun diucapkan oleh orang-orang yang tidak tersentuh keimanan di dalam hatinya, karena memang mereka hanya ingin menang sendiri, mereka tidak pernah ingin hidup dalam kebersamaan.

Semoga, masih dalam suasana Idul Fitri ini, kita semua sebagai bangsa, sebagai ummatun waahidah (umat yang satu) selalu hidup di dalam kebersamaan, yang berat sama kita pikul dan yang ringan sama kita jinjing. Semoga kita bertemu lagi dengan Romadhon dan Idul Fitri yang akan datang. Amin…

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

--------------------------
NB: Kultum ini disampaikan pada saat Halal Bi Halal Keluarga Besar SMPN 2 Winongan-Pasuruan tanggal 07 September 2011 di Pasrepan-Pasuruan di rumah Pak Mukhlas.

0 komentar:

Template by - Abdul Munir - 2008