Selasa, 02 Agustus 2011

Order Tulisan 1: Belum Dikasih Momongan

NB: Order Tulisan ini adalah permintaan dari teman-teman di FB ini tentang berbagai hal yang ditanyakan kepada saya, baik melalui chat maupun inbox.
----------------------------------------------------------------------

Seseorang bertanya kepadaku;

“Pak, mohon masukan dan saran bagaimana supaya saya dan suami agar cepat dikasih momongan. Umur pernikahan kami sudah 2 tahun ini. Suwun…”

Saya jawab;

“Insya allah akan saya jawab melalui tulisan saja biar gamblang dan bisa di share ke teman-teman yang lain, siapa tahu ada yang mempunyai permasalahan yang sama dan punya pengalaman serupa kemudian memberikan masukan-masukan kepada sampeyan, mbak. Tenang saja, nama dan identitas sampeyan tidak saya cantumkan, kok… “.

Sebelumnya, saya minta maaf kepada mbak yang bertanya ke saya waktu itu karena baru bisa membalasnya di tulisan ini sekarang. Seingat saya, sudah seminggu lebih dia chat dengan saya tentang problemnya itu. Sebenarnya, bukan menjawab sih, tapi saya lebih senang tulisan ini adalah berbagi pengalaman. Siapa tahu, teman-teman FB yang lain juga punya pengalaman yang serupa, kemudian memberikan masukan-masukannya kepada mbak tersebut.

Permasalahan teman saya ini, juga pernah saya alami dan istri. Saya menikah tahun 2007 di bulan Nopember. Dan baru ‘diamanahi’ oleh Allah untuk diberi momongan (baca; istri hamil) baru tahun 2009 di bulan pebruari atau maret, saya agak lupa. Itu artinya, pernikahan kami selama hampir satu tahun, baru istri bisa hamil.

Dulu, ketika umur pernikahan kami sudah berjalan 11 bulan dan istri belum hamil, kami melakukan cek ke dokter kandungan. Waktu itu, cuman konsul saja ke dokternya. Saya dan istri melakukan konsul saja karena ‘maaf’ dokter kandungannya laki-laki sehingga saya tidak ‘srek’ dengan si dokter ini melakukan pemeriksaan kepada istri saya meski hanya di USG saja. Beberapa poin penting yang saya tangkap dari Bapak dokter ini adalah;

- Suami tidak mempunyai kemampuan menghasilkan sperma yang sehat
- Proses kematangan sel telur yang tidak teratur
- Susah menjalani pembuahan
- Liang vagina menghasilkan kondisi yang dapat mematikan sperma
- Suami impotent, tidak dapat melaksanakan hubungan suami-istri
- Rahim lemah
- Istri mempunyai masalah kista, myoma dll
- Kondisi badan lemah, kurang gizi
- Kondisi psikis pasangan suami-istri

Seminggu kemudian, saya dan istri pergi ke dokter kandungan lainnya di kota yang berbeda yaitu di Pasuruan. Istri di USG kemudian di cek ini dan itu, dan tidak ada masalah dengan rahim istri saya dan lain-lainnya. Adapun saya, saya juga memeriksakan ke dokter kandungan laki-laki yang pertama kali kami kunjungi, dan hasilnya juga tidak ada masalah dengan diri saya.

Menilik dari konsul yang dokter pertama tadi, semua poin diatas tidak ada masalah bagi saya dan istri kecuali dua poin terakhir yaitu; kondisi badan lemah dan kondisi psikis pasangan. Memang, saya ketika awal menikah sampai sekarang ‘berjauhan’ dengan istri. Saya bekerja di Malang, sedagkan istri bekerja di Pasuruan. Saya pulang ke Pasuruan hanya hari sabtu siang kemudian senin pagi berangkat ke Malang lagi. Kadang, ketika pulang istri mengalami haid. So, gak jadi deh…^_^

Kalau dipikir-pikir, ada benarnya juga kata dokter tadi; faktor kelelahan fisik dan psikis berperanan disini. Lelah fisik karena saya tiap minggu Malang-Pasuruan berkendara sepeda motor. Sedangkan lelah psikis disini adalah karena berpisah dengan istri.

Lantas, apa yang saya lakukan dan istri?

Saya tanamkan positive thingking kepada istri saya. Saya yakinkan kepada istri bahwa Allah masih belum memberi amanah berupa anak kepada kita supaya kita-nya lebih siap dan selalu bersimpuh dihadapan-Nya. Dan saya, berusaha untuk menjaga kesehatan dan kebugaran fisik saya yaitu dengan menjaga makan dari makanan junk food dan rutin berolah-raga serta tak lupa berdoa memohon kepada-Nya dengan taqarrub ke pintu-Nya. Hasilnya, setelah melakukan terapi ‘ala saya’ ini, alhamdulillah 4 bulan kemudian istri positif hamil.

Saran saya untuk mbak penanya;
1. Sudahkah mbak dan suami memeriksakannya ke dokter kandungan?
2. Bagaimana dengan kondisi fisik dan psikis mbak dan suami?
3. Apakah mbak atau suami pernah ‘bersumpah’ yang tidak disengaja atau sengaja berhubungan dengan kehamilan istri?

Kalau pertanyaan pertama sudah dilakukan, ada masalah tidak? Kalo iya, sebaiknya mbak memeriksakan lagi ke dokter yang lain, karena kadang hasil diagnosa antara dokter yang satu dengan dokter yang lain berbeda. Dan jika diagnosanya antara dokter yang satu dengan yang lain sama, mbak ikuti anjuran dan terapi dari dokter. Karena gejalanya jelas.

Kenapa saya sarankan untuk cek ke dokter lainnya? Karena ada kasus teman saya yaitu divonis oleh dokter bahwa si istrinya ada gangguan di rahimnya. Sehingga si istri malah mengalami psikis yang berat dan merasa bersalah. Padahal, setelah di cek ulang ke dokter lainnya setahun kemudian ternyata tidak ada masalah dengan rahim istrinya. Nah, psikis berperanan penting disini sehingga mempengaruhi untuk tidak bisa hamil. Karena masalah psikis ini biasanya lebih ‘berat’ daripada kondisi fisik.

Untuk pertanyaan kedua, apa mbak dan suami mengalami masalah seperti saya? Jika iya, bisa mencoba terapi ‘ala saya’ dan menanamkan positive thingking bahwa kuasa Allah melebihi segalanya.

Untuk pertanyaan ketiga, saya punya teman yang kasusnya begini; teman saya dan istrinya pernah sekali –entah waktu itu secara sengaja atau tidak disengaja- dia berazzam (berniat kuat) untuk tidak punya momongan sebelum mereka Naik Haji. Ya, sebuah azzam yang jadi sugesti! Dia dan istrinya sampai sekarang ‘belum’ diamanahi oleh Allah momongan karena belum bisa memenuhi ‘janjinya’ itu. Dokter sudah memeriksa keduanya, dan tidak ada masalah dengan kondisi fisik mereka. Jadi, berhati-hatilah terhadap azzam (keinginan kuat) karena bisa men-sugesti.

Mbak, jangan berputus asa dan berkecil hati, ya. Semoga Allah memberikan yang terbaik buat mbak dan suami. Yakinlah, Allah Maha Mengetahui mana yang terbaik buat hamba-hamba-Nya. Semoga mbak dan suami diberi kekuatan iman dan kesabaran untuk selalu berprasangka baik kepada-Nya.

Teman facebookers, anda punya masalah dan pengalaman tentang hal ini?

Mohon share dan masukannya untuk mbak penanya ini. Matur thank you…^_^

0 komentar:

Template by - Abdul Munir - 2008