Senin, 25 Juli 2011

Keinginan Menulis

Oleh: Ivan Alfian, Dosen STAIN Kudus
Penyunting: Erryk Kusbandhono

Menurut saya, menulis adalah sebuah aktivitas yang sebenarnya cukup menyenangkan. Seolah-olah saya bisa berdialog dengan diri saya sendiri. Meskipun awalnya saya tidak tahu apa yang harus saya tulis. Seperti saat ini contohnya. Saya sangat ingin belajar bagaimana menjadi seoarang penulis yang baik, tapi saya tidak tahu bagaimana caranya untuk itu. Sebenarnya saya dulu pernah sempat membaca buku tentang bagaimana menjadi seoarang penulis yang baik, namun untuk memulainya terkadang masih terhalang oleh beberapa kendala, khususnya rasa malas atau kurang bergairah untuk melakukan aktivitas ini. Erryk Kusbandhono teman saya pernah berkata;untuk menjadi penulis pemula adalah awalilah dengan menulis apa saja yang ingin kamu tulis, jangan ragu untuk menulisnya dan jangan kamu baca tulisanmu sampai kamu selesai menulisnya. Kalau sudah selesai, baca dan edit tulisanmu.

Saran ini nampaknya mudah, namun dalam prakteknya sungguh sangat sulit. Sehingga menurut saya, menulis memerlukan sebuah pembiasaan sebagaimana dalam mempelajari bahasa, saya ambil contoh Bahasa Arab. Ada empat unsur yang perlu diperhatikan dalam mempelajari Bahasa Arab yaitu keterampilan (maharah) istima’ (mendengar), kalam (berbicara), qiro’ah (membaca) dan kitabah (menulis). Keempat maharah kebahasaan ini akan lebih mudah untuk dipelajari manakala kita memaksakan diri untuk membiasakannya atau paling tidak ada waktu khusus untuk mempelajarinya.

Nah, sama halnya dengan menjadi seorang penulis yang baik, maka sudah semestinya sejak sekarang saya juga memberikan waktu khusus untuk melatih diri dalam hal tulis-menulis, dan tema yang diangkat dalam tulisan ini sifatnya bebas. Tidak harus yang bersifat pengetahuan dan memakai kata-kata yang ilmiah, aktivitas sehari-hari maupun curhat teman pribadi kita pun bisa dijadikan bahan tulisan untuk mengembangkan keterampilan menulis kita.

Terus terang, saya merasa iri dengan teman-teman saya yang begitu mahir dan cakap dalam bidang tulis-menulis. Beberapa teman saya bahkan mampu membuat buku yang terkait dengan pengetahuannya. Sebut saja, Erryk Kusbandhono teman saya yang satu ini telah ‘berani’ memulai menerbitkan buku karyanya sendiri. Buku-bukunya yang diterbitkan sendiri yang saya ketahui diantaranya adalah Ilmu Nahwu Dasar, Serpihan Mutiara 1 dan 2 serta Antologi Puisi.

Sejauh yang saya ketahui, buku Ilmu Nahwu Dasar-lah yang paling laku keras di kalangan mahasiswa UIN Malang karena memang buku ini dibutuhkan oleh mereka dalam belajar bahasa arab di PKPBA (Program Khusus Perkuliahan Bahasa Arab). Meski, teman saya ini mencetak sendiri dan dimarketing-kan sendiri juga. Buku Nahwu-nya ini digemari oleh mahasiswa karena memudahkan mereka dalam studi. Sedangkan saya, untuk sekedar menulis catatan di facebook saja masih kesulitan.

Saya menyadari bahwa saya tidak memiliki keberanian untuk menulis agar bisa dibaca oleh orang lain, padahal saya tahu bahwa tidak ada problem dengan apa yang akan saya tulis. Semestinya dengan asumsi tadi, tidak ada alasan untuk malu atau tidak menulis sesuatu (meskipun hanya sekedar catatan di facebook). Pembiasaan akan membuat diri akan menjadi terlatih, rasa malu dan takut akan menjadikan langkah tertatih untuk maju menjadi lebih baik.

Ayo semangat!!! Bukankah itu yang selalu saya katakan kepada anak didik saya? Tapi mengapa saya sendiri tidak mampu untuk membuat diri saya semangat?? Cepat bangkit!!! Jangan pernah menjadi orang yang terlambat lagi!!! Meskipun sesungguhnya tidak ada orang yang terlambat untuk menjadi lebih baik.

Keberhasilan tidaklah diukur dengan banyaknya apa yang telah anda raih, namun diukur dari kegagalan yang anda hadapi dan keberanian yang membuat anda tetap berjuang melawan rintangan yang bertubi-tubi.

Menulislah sekarang juga!...

0 komentar:

Template by - Abdul Munir - 2008