Selasa, 14 September 2010

Realistis

Seorang penjual minyak keliling seperti biasa menjajakan dagangannya di tepian sungai. “ Nyak, nyak minyaaaaaaak….!”, teriaknya.

Dijalanan menurun tiba-tiba gerobaknya tergelincir dan masuk ke Sungai. Plung…tenggelam dech!

Huuu..huuuuu..huuuuuu menangislah Si Tukang Minyak tersebut. “Harus kuberi makan-minum apa istriku nantinya…huuu..huu”. Tiba-tiba seorang Jin yang baik hati muncul dan bertanya; “Hai Ucup…Ada apa gerangan, sehingga kau menangis tersedu-sedu…?”

Ternyata…namanya Ucup, tahu juga ya tuh Si Jin…

“Oh..Jin, gerobak saya yang berisi minyak masuk ke dalam sungai ini…” Si Jin menjawab; “Aku ambilkan untukmu…”

Tiba-tiba Jin itu menghilang dan muncul kembali dengan kereta dari perak berisikan penuh dengan uang logam emas.

“Inikah punyamu..?”, tanya Jin. “Bukan…gerobakku tidak sebagus ini, wahai Jin?”, Ucup menjawab. Lalu Jin itu pergi lagi dan muncul dengan gerobak Ucup yang asli. “Inikah punyamu..?, sahut Jin. “Syukurlah…benar wahai Jin, yang ini punyaku”, jawab Ucup.

Jin berkata; “Engkau jujur sekali, wahai Ucup…untuk itu, kuberikan gerobak dari emas ini sebagai hadiah…”. “Syukurlah…terima kasih Jin yang baik hati…”, jawab Ucup dengan penuh riang.

Setahun kemudian, Ucup refreshing bersama istrinya jalan-jalan naik perahu di sungai yang sama. Nasib na’as tak dapat dihindari…perahu Ucup terbalik dan istrinya hanyut. “Huuu….huuu…huuuuu, istriku…dimana kau…”, isaknya.

Tiba-tiba Jin muncul lagi…”Ada apa lagi kau Ucup…?”, “Istri saya hanyut dan tenggelam di sungai ini, ya Jin…”, jawab Ucup. Jin berkata; “ Oh…tenang, saya ambilkan…”. Cling…Jin itu menghilang dan tiba-tiba muncul kembali sambil membawa Luna Maya…yang ada tato kupu-kupu dipingulnya. “Inikah istrimu…?”, Tanya malaikat. “Betul, Jin…ini dia istriku…”, jawab Ucup.

“Haaaa….Ucup!!!.” Si Jin marah dan murka. “Sejak kapan kamu berani bohong? Dimanakah kejujuran kamu sekarang…?”. Sambil gemetaran dan berjongkok, Ucup berkata; “Wahai Jin, kalau aku jujur…nanti engkau membawa Cut Tari…kalau kubilang lagi bukan….maka engkau menghilang dan membawa istriku yang sebenarnya…lalu…kau akan berikan ketiga-tiganya padaku…, Buat membiayai istriku saja aku kuwalahan…apalagi ketiga-tiganya???...”

Jin pun termangu, terheran-heran dan bengong….

“Benar juga kamu…kamu realistis…”

0 komentar:

Template by - Abdul Munir - 2008