Senin, 01 Maret 2010

Teknologi Kominfo Dalam Sejarah Islam

Ada beberapa hal yang pernah terbersit di dalam sanubari kita tentang: Apakah fenomena kominfo (komunikasi & informatika) pernah terjadi dalam sejarah Islam?, Daulah Islamiyah di masa lalu mencakup wilayah yang sangat luas, membentang dari tepian Atlantik hingga tepian Pasifik, dari pengunungan Ural sampai gunung Kilimanjaro. Bagaimana cara-cara mereka dulu berkomunikasi, menyebarkan informasi dan membangun masyarakat yang beradab, kuat dan bermartabat dengan teknologi yang ada saat itu?, Sejauh apa kontribusi Ilmuwan Muslim bagi kemajuan teknologi komunikasi dan informasi?

Dalam rangka pengumpulan atau koleksi informasi, sejak tahun 650 M, para Khalifah Bani Umayyah sudah memerintahkan untuk menterjemahkan buku-buku ilmiah dari Mesir dan India. Usaha ini makin massif sekitar seabad kemudian, ketika pada tahun 763 M, Khalifah Harun Al-Rasyid dari Bani Abbasiyah mendirikan Baitul Hikmah (semacam Akademi Ilmu Pengetahuan), tempat informasi dikumpulkan, disaring, diuji kembali dan ditata rapi sebagai suatu “asset” dalam suatu “organization of knowledge”.

Pada tahun 794 M berdiri Pabrik Kertas pertama di Baghdad. Dengan demikian, penyebaran atau diseminasi informasi ke masyarakat dapat dilakukan jauh lebih efisien. Sebelumnya kertas hanya dibuat secara individual dalam jumlah terbatas.

Dalam hal penyaluran atau transmisi informasi, pada abad pertengahan, komunikasi jarak jauh dilakukan dengan kurir berkuda, burung merpati pos atau dengan sinyal-sinyal api. Kurir berkuda atau merpati pos memerlukan waktu tempuh 50 km/jam atau 120 km/jam dan setelah beberapa waktu harus dilakukan secara estafet. Sinyal api dapat bergerak lebih cepat, namun memerlukan menara-menara yang dubangun di puncak-puncak gunung atau setiap jarak 30 km dengan petugas jaga untuk menerima dan meneruskan sinyal. Namun karena kapasitas informasinya terbatas, sinyal api memerlukan perjanjian terlebih dulu tentang makna di balik setiap sinyal.

Setiap transmisi informasi ada peluang disadap oleh pihak yang tidak berhak. Karena itu Ilmuwan Muslim juga mendalami teknik untuk merahasiakan pesan, sehingga sekalipun informasi jatuh ke pihak asing, mereka tidak mampu memahaminya. Sekitar tahun 850 M, Al-Kindi menulis makalah tentang mengunci dan membuka pesan terenkripsi. Inilah dasar cryptography. Pekerjaan ini dimungkinkan setelah tahun 820 M Al- Khawarizmi merumuskan metode memecahkan persamaan linear dalam kitabnya Al-Jabar wal Muqabalah. Lalu pada tahun 825 M beliau menulis cara menggunakan angka India. Buku ini yang tersisa adalah edisi bahasa latin yang berjudul “Algoritmi de numero Indorum”.

Dari sinilah muncul istilah “algoritma” yang semula adalah kesalahan dari penerjemahnya ketika menyangka nama penulisnya (Al-Khawarizmi) adalah bagian dari judul dari buku tersebut. Kini istilah Algoritma adalah istilah yang paling lazim dalam setiap pemrogaman computer. Tentang mesin yang dapat di program itu sendiri, pada tahun 1206 M, Al-Jazari sudah menciptakan mesin orkestra yang dapat di program, meski masih digerakkan oleh manusia atau tenaga air.

Teknologi kominfo saat ini juga tak terlepas dari penggunaan gelombang elektromagnetik. Sesungguhnya dasar-dasar elektromagnetik dibuat oleh Ibnu Al-Haistam (Alhazen) yang pada tahun 1021 M menerbitkan bukunya tentang teori cahaya, yang menjadi dasar lebih lanjut para fisikawan mempelajari gelombang elektromagnetik.

Penggunaan satu kanal cahaya atau gelombang elektromagnetik sebagai medium komunikasi dalam waktu singkat menunjukkan keterbatasan kapasitasnya. Untuk itu informasi perlu dimampatkan (dikompres). Di zaman modern, teknologi CDMA adalah contoh bagaimana kapasitas kanal bisa diperbesar dengan pemampatan terkode (Code Division Multiple Acces). Dasar-dasar teknik pemampatan ini diletakkan pada sekitar tahun 1400 M oleh Ahmad Al-Qalqasyandi, yang memberikan daftar kunci dalam kitabnya “Subh Al-‘Asya” yang mencakup baik substitusi maupun transposisi, dan untuk pertama kalinya suatu kunci dengan substitusi ganda untuk sembarang teks terbuka. Ini adalah dasar analisis frekuensi yang dipakai untuk kompresi data dalam komunikasi modern.

Dengan demikian, para Ilmuwan Muslim-lah yang sebenarnya telah membangun dasar-dasar bagi suatu revolusi kominfo di kemudian hari.


-dari berbagi sumber-

0 komentar:

Template by - Abdul Munir - 2008