Rabu, 17 Februari 2010

Sistem Tata Kota Islam

Seribu tahun yang lalu, tidak banyak kota besar di dunia dengan penduduk diatas 100.000 jiwa. Menurut para sejarawan perkotaan Modelski maupun Chandler, Baghdad di Irak memegang rekor kota terbesar di dunia dari abad 8 M sampai abad 13 M. Penduduk Baghdad pada tahun 1000 M ditaksir sudah 1,5 juta jiwa. Peringkat kedua diduduki oleh Cordoba di Spanyol yang saat itu juga wilayah Islam dengan 500 ribu jiwa dan baru Konstantinopel yang saat itu masih ibukota Romawi-Byzantium dengan 300 ribu jiwa.

Namun sebagaimana laporan para pengelana Barat, baik Baghdad maupun Cordoba adalah kota-kota yang tertata rapi, dengan saluran sanitasi pembuang najis dibawah tanah serta jalan-jalan luas yang bersih dan diberi penerangan pada malam hari. Ini kontras dengan kota-kota di Eropa pada masa itu, yang kumuh, kotor dan di malam hari gelap gulita sehingga rawan kejahatan.

Pada 30 Juli 762 M, Khalifah Al-Mansur mendirikan kota Baghdad. Al-Mansur percaya bahwa Baghdad adalah kota yang akan sempurna untuk menjadi ibukota khilafah. Al-Mansur sangat mencintai lokasi itu sehingga konon dia berucap: “Kota yang akan kudirikan ini adalah tempat aku tinggal dan para penerusku akan memerintah”.

Modal dasar kota ini adalah lokasinya yang strategis dan memberikan control atas rute perdagangan sepanjang sungai Tigris ke laut dan dari Timur Tengah ke Asia. Tersedianya air sepanjang tahun dan iklimnya yang kering juga membuat kota ini lebih beruntung daripada ibukota khilafah sebelumnya yakni Madinah atau Damaskus.

Namun modal dasar tadi tentu tak akan efektif tanpa perencanaan yang luar biasa. Empat tahun sebelum dibangun, tahun 758 M Al-Mansur mengumpulkan para surveyor, insinyur dan arsitek dari seluruh dunia untuk dating dan membuat peremcanaan kota. Lebih dari 100 ribu pekerja konstruksi dating untuk mensurvei rencana-rancana, banyak dari mereka disebar dan diberi gaji untuk langsung memulai pembangunan kota.

Kota dibangun dengan dua semi-lingkaran dengan diameter sekitar 19 kilometer. Bulan juli dipilih sebagai waktu mulai karena dua astronom, Naubakht Ahvaz dan Masyallah percaya bahwa saat itu adalah saat yang tepat, karena air Tigris sedang tinggi, sehingga kota dijamin aman dari banjir.

Memang ada sedikit astrologi disitu, tetapi itu bukan pertimbangan utama. Batubata yang dipakai untuk membangun berukuran 45 centimeter pada seluruh seginya. Abu Hanifah adalah penghitung batubata dan dia mengembangkan system kanalisasi untuk membawa air baik untuk pembuatan batubata maupun untuk kebutuhan manusia.

Setiap bagian kota yang direncanakan untuk jumlah penduduk tertentu dibangunkan masjid, sekolah, perpustakaan, taman, industri gandum, area komersial, tempat singgah bagi musafir, hingga pemandian umum yang terpisah antara laki-laki dan perempuan. Bahkan pemakaman umum dan tempat pengolahan sampah tidak ketinggalan. Sebagian besar warga tak perlu menempuh perjalanan jauh untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya serta untuk menuntut ilmu atau bekerja, karena semua dalam jangkauan perjalanan kaki yang wajar dan semua memiliki kualitas yang standar.

Negara dengan tegas mengatur kepemilikan tanah berdasarkan syariat islam. Tanah pribadi yang ditelantarkan lebih dari tiga tahun akan ditarik kembali oleh Negara, sehingga selalu tersedia dengan cukup tanah-tanah yang dapat digunakan untuk membangun fasilitas umum.

Namun perencanaan kota juga memperhatikan aspek pertahanan terhadap ancaman serangan. Ada empat benteng yang mengelilingi Baghdad; masing-masing diberi nama Kufah, Basrah, Khurasan dan Damaskus, sesuai dengan arah gerbang untuk perjalanan menuju kota-kota tersebut. Setiap gerbang memiliki pintu rangkap yang terbuat dari besi baja yang tebal, yang memerlukan beberapa orang untuk membukanya.

Tak heran bahwa kemudian Baghdad dengan cepat menutupi kemegahan Cteiphon, ibukota kekaisaran Persia yang terletak 30 kilometer di tenggara Baghdad, yang telah dikalahkan pada perang Qadisiyah pada tahun 637 M. Baghdad meraih zaman keemasannya saat era Harun Al-Rasyid pada awal abad 9 M.

Kejayaan Baghdad baru surut pasca serangan tentara Tartar pada tahun 1258 M, yang terjadi setelah ada pengkhianatan diantara pejabat khilafah. Serangan ini berakibat terbantainya sekitar 1,6 juta penduduk Baghdad dan musnahnya khazanah ilmu yang luar biasa setelah buku-buku di perpustakaan Baghdad dibuang ke sungai Tigris, sampai airnya menghitam.

Akankah kejayaan Islam akan bangkit lagi??....


-dari berbagai sumber-

0 komentar:

Template by - Abdul Munir - 2008