Rabu, 03 Februari 2010

Pengolahan Sumber Daya Alam

Umat Islam bukanlah pengguna energi air yang pertama tetapi mereka memberikan kontribusi yang luar biasa bagi penemuan mesin-mesin energi yang lebih efisien. Dan meski umat Islam bukan penikmat revolusi industri, mereka telah memberikan kontribusi yang besar pada dunia pertambangan sehingga membuka jalan untuk eksploitasi dan pengolahan energi fosil.

Banu Musa bersaudara (abad 9 M) dan Al Jazari (abad 12 M) adalah orang-orang yang mewariskan mesin-mesin yang sangat inovatif, baik dalam penggunaan energi air maupun untuk pertambangan.

Banu Musa terdiri dari tiga bersaudara, yang saat masih kecil ditinggal mati oleh ayahnya (Musa Bin Syakir). Namun, Khalifah Al Makmum melihat bakat kecerdasan anak-anak Musa Bin Syakir untuk diasuh oleh Yahya Bin Abi Mansur yaitu seorang astronom khalifah & Mas’ul Baitul Hikmah (Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan) pada zaman itu.

Banu Musa: Anak pertama, Muhammad Bin Musa tumbuh menjadi astronom, matematikawan dan meteorolog. Anak kedua, Ahmad Bin Musa menjadi insinyur penemu mesin. Sedang di bungsu, Hasan Bin Musa besar di geometrid an ilmu konstruksi.

Sinergi tiga bersaudara itu antara lain menemukan “Desain Lampu Minyak” yang tahan tiupan angin sehingga cocok dipakai di udara terbuka. Mereka juga membuat “Alat Ventilasi” dan “Mesin Keruk” yang dirancang secara cerdas dan dimuat dalam buku mereka “Kitab Al Hiyal”.

Saat itu, banyak pertambangan yang memedulikan aspek-aspek keselamatan. Lokasi tambang bisa menjadi kuburan massal akibat gas beracun atau air bah yang memancar tiba-tiba dari sungai di dalam tanah. Dengan digunakannya “Alat Ventilasi/Ventilator’ yang ditemukan oleh Banu Musa dan “Pompa Air” kayta Taqiyyuddin, pertambangan jadi aman dan terkendali.

Dengan alat-alat itu tak heran, ketika Geografer Al Idrisi (abad 12 M) mengunjungi tambang air raksa di utara Cordoba Spanyol, ia diberitahu bahwa kedalaman lubang tambang dari permukaan tanah tidak kurang dari 250 fanthom (sekitar 457 meter). Itu tidak mungkin tanpa Ventilator, Pompa Air dan Drainase yang memadai.

Tentang pengolahan tambang, Al Biruni menulis: “Pencarian batu la’i (sejenis rubi) dilakukan dengan dua cara. Pertama dengan menggali tambang di bawah gunung, dan yang lain dengan mencarinya diantara kerikil dan tanah yang berasal dari reruntuhan gunung akibat gempa bumi atau erosi karena banjir”.

Dalam kitabnya “Al Jamahir”, Al Biruni membahas tentang berbagai mesin pengolah meniral. Mesin-mesin itu mirip penggiling kertas tetapi yang dihancurkannya adalah batuan. Setelah dihancurkan samapai halus, batuan itu kemudian dapat dipisahkan, misalnya emas dari tembaga. Seluruh mesin-mesin ini pada abad ke-4 H (abad 10 M) telah digerakkan dengan tenaga air.

Meski pada saat itu batubara dan minyak bumi belum banyak diketahui manfaatnya, sehingga teknologinya-pun belum begitu berkembang. Namun, tanpa alat-alat pertambangan yang ditemukan oleh kaum muslimin pada saat itu (Banu Musa bersaudara), eksploitasi batubara dan minyak bumi saat ini tidak bias dibayangkan.

Yang jelas, teknologi bagaimanapun hanyalah alat. Tanpa tata energi dan dan sumber daya mineral yang adil, teknologi itu hanya makin memperkaya mereka yang kuat dan bermodal umumnya konsorsium asing (Baca; Amerika & Sekutunya).

Hanya Negara yang benar-benar merdeka, yang berani melawan tekanan asing, sehingga menerapkan hukum Allah, mengembangkan teknologi dengan bersemangat dan menggunakannya dengan baik dan benar serta bermanfaat bagi seluruh umat.


-dari berbagai sumber-

0 komentar:

Template by - Abdul Munir - 2008