Kamis, 22 Oktober 2009

Laksana Ragam Bunga

Lihatlah betapa indahnya taman bunga. Beragam jenis warna dan bau wewangian ada di sana. Ada yang merah, putih, kuning, ungu, dan lain sebagainya. Ada pula yang besar namun banyak juga yang kecil. Semuanya mempesona untuk menghiasi dunia. Betapa Allah itu Maha Indah, dan menyukai keindahan dengan menciptakan taman bunga justru dari beragam hal-hal yang berbeda. Berpadu menyemburatkan nuansa indah, menggoda mata untuk meliriknya.

Coba pula amati keindahan kuntum bunga yang sedang berkembang. Mekar mewangi menengadahkan kelopaknya ke langit. Dengarlah simfoni alam yang mengalunkan tasbih dan tahmid, tatkala bulir-bulir embun di ujung daun jatuh ke tanah. Rasakan juga kelembutan sinar mentari yang diselingi tiupan semilir angin.

Indah...
Semua begitu indah mempesona. Mengalunkan untaian senandung kesyukuran kepada Sang Pencipta.

Hmm...
Bukankah kehidupan kita pun laksana ragam bunga di taman? Penuh dengan segala fitrah perbedaan. Namun itulah yang membuat hidup ini menjadi penuh warna dan makna. Bahkan, mestinya sebuah perbedaan justru harus menjadi pelajaran. Tentang bagaimana kita menghadapi, dan memetik hikmah dari semua perbedaan yang terjadi.

Namun sayang...
Terkadang kita semua bukanlah laksana taman bunga yang dengan segala perbedaannya menimbulkan keindahan. Masing-masing kita seumpama sekuntum bunga yang ingin menyeruak sendirian. Berupaya agar kuntumnya saja yang terlihat cantik, indah dan menawan. Padahal, andaikan semua kuntum bunga itu mekar bersama, tentu akan menimbulkan keindahan yang lebih menakjubkan.

Betapa di zaman sekarang ini umat Islam sedang dalam kehinaan, sedangkan kita masih saja larut dengan kesibukan mempermasalahkan perbedaan khilafiyah. Bahkan, tak jarang hingga melepaskan ikatan tali persaudaraan. Kadang kita pun lupa dengan saudara kita sendiri yang juga berjuang untuk kemuliaan Islam. Buruk sangka dan saling menjatuhkan, sehingga yang terjadi adalah perpecahan.

Sesungguhnya, ide dan gagasan dakwah yang beragam itu adalah kekuatan. Semua akan menjadi sebuah gerakan terorganisir, rapih, solid dan militan yang Insya Allah mengubah kondisi umat hingga tak ada lagi fitnah atas Islam. Menciptakan sebuah taman yang indah, dari beragam bunga, sehingga bukan kita saja yang menikmatinya. Namun, akan menjadi taman bunga yang mengundang semua orang dari segala penjuru dunia untuk bersama menikmati keindahannya. Bukankah seorang mujahid Islam, Hasan Al-Banna, pun pernah mengatakan bahwa perbedaan itu bukanlah suatu kemustahilan. Tetapi yang diharapkan, walaupun mempunyai kepentingan sendiri, jangan sampai menutupi kepentingan bersama untuk menegakkan kalam ilahi di muka bumi.

Antum ruhun jadidun tarsi fi jasadil ummah!
Kita-lah ruh dan jiwa baru itu. Yang mengalir di tubuh umat, menghidupkan tubuh yang mati dengan Al-Quran dan As-Sunnah. Siap menjadi anak-anak panah yang dilepaskan dari sebuah busur, pedang-pedang tajam untuk menebas musuh, atau laksana dahsyatnya butir peluru yang ditembakkan dan melaju.

Wujudkan seluruh kemampuan untuk kemuliaan Islam hingga jihad fi sabilillah menemui kita. Karena setiap dirimu pun laksana sekuntum bunga dari sekian banyak ragam bunga di dunia. Tumbuh dan mekarlah dengan khas wewangianmu. Sirami selalu dengan aqidah dan akhlak terbaik, hingga tiba saatnya kita bersama menghiasi dunia ini dengan keindahan ajaran Islam.

Kemenangan yang dijanjikan itu akan tiba, percayalah!
Semoga tak akan ada lagi di antara kita yang merasa jama’ahnya saja yang terbesar, paling benar, terbanyak pengikutnya atau telah banyak berbuat untuk Islam. Siapkan diri, rapatkan barisan, luruskan shaf, rajut ukhuwah islamiyah di antara kita.

Siapapun engkau, apapun namanya dirimu, berjuanglah untuk menegakkan kalimah Allah. Karena yang terpenting kita semua adalah bunga-bunga Islam yang siap sedia menyebarkan wanginya ke segala penjuru dunia.

0 komentar:

Template by - Abdul Munir - 2008