Selasa, 22 September 2009

Being a Mother

By: Anisatul Illiyin

Ketika saya belum menikah, menjadi seorang ibu adalah tidak pernah terbayangkan. Bukan berarti saya tidak ada keinginan untuk menjadi seorang ibu. Justru karena saya merasa betapa kompleks dan sulitnya hal tersebut. Saya membaca buku-buku psikologi anak dan menyadari betapa sikap dan langkah orangtua teramat sangat membentuk jiwa sang anak. Saya ragu apakah saya mampu. Saya takut. Takut tidak mampu mengemban tanggung-jawab besar itu.

"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orangtua-nyalah yang menjadikannya nasrani, yahudi atau majusi." (HR. Bukhari)

Ada pepatah Jerman yang juga mengatakan Eltern werden ist einfach, Eltern zu sein ist schwierig. Menjadi orangtua adalah mudah, tapi berperan sebagai orangtua adalah lebih sulit. Duh makin takut saya jadinya.

Tidak mudah memang menjadi orangtua atau ibu yang baik. Tapi saya tahu, saya harus mampu melakukannya bagi sang anak. Saya sebagai ibu, yang akan menjadi madrasah pertama anak. Sebagaimana sabda Rasulullah: " Al-umm madrasatul uula lil banaati".

Lalu...

Alhamdulillah lahirlah anak yang pertama saya pada tanggal 24 Agustus 2009 atau bertepatan dengan 03 Ramadhan 1430 H. Dan bukannya tanpa rencana. Perlu waktu sekitar satu tahun sampai akhirnya saya dan suami merasa kami cukup siap mengemban amanah itu. Kami persiapkan semuanya dan berserah kepada Yang Maha Memiliki Kuasa. Kami yakin hanya Dia-lah yang bisa menilai kami siap atau tidak menerima amanah-Nya. Maka program terapi dari dokter untuk hamil, kami jalani.

Sejuta perasaan hadir kala dia lahir. Saya sempat terkena postpartum sindrom. Menjadi 'blue mother' (perasaan tidak siap menjadi seorang ibu, hampir 80% pertama kali melahirkan, seorang ibu mengalami hal semacam ini) selama minggu-minggu melahirkan. Melihat bayi saya, maka menangislah saya. perasaan bahagia, takjub, senang, juga sedih, takut dan gamang. Terlebih sejuta perasaan berkecamuk kala teringat ibu saya.

Sungguh usaha saja tidak akan cukup. Benar, kekuatan dan energi ibu adalah dari doa. Usaha kita hanya seperkian persen. Percayalah, semua terjadi atas kehendak Allah. Dia-lah penentu segalanya.

"Ya Allah, jadikanlah kami orangtua yang mampu mengemban amanah-Mu".

Allahumma amiin...

0 komentar:

Template by - Abdul Munir - 2008