Selasa, 28 Juli 2009

Menanti "Rahmah" Berikutnya

Bukan maksud Allah SWT menghinakan salah seorang hamba-Nya yang mulia, Nabi Ayyub as. Jika bukan karena Ayyub adalah hamba yang beriman dan taat kepada Tuhannya, tentulah Allah SWT tidak akan memberikan cobaan sedemikian berat.

Ujian yang diberikan Allah kepada Nabi Ayyub merupakan hal berat yang belum pasti bisa dijalani dengan sabar oleh manusia biasa. Allah menimpakan satu penyakit yang menjijikkan dan tidak bisa disembuhkan. Tidak hanya itu, semua harta yang dimilikinya pun habis untuk biaya perawatan penyakitnya tersebut selain juga untuk menutupi kebutuhan hidup.

Penderitaan Nabi Ayyub, hamba Allah itu masih ditambah dengan diambilnya semua anak-anak yang dicintai kehadapan Allah. Itupun masih ditambah dengan perginya satu persatu istri-istrinya, kecuali Rahmah.

Ya, Rahmah-lah yang begitu sabar melayani dan menjaga suami tercinta yang menderita penyakit parah. Kesabaran Rahmah adalah sikapnya untuk menepati janji Allah atas istri-istri yang sabar, bahwa Allah akan memberikan pahala bagi mereka seperti yang diberikan Allah kepada Asiyah istri Fir'aun.

Ketika Nabi Ayyub sakit, Rahmah merawatnya dengan sabar dan tidak berkeluh-kesah dengan ujian yang Allah timpakan kepada mereka berdua. Pernah suatu ketika Rahmah membela suaminya saat dihalau oleh orang-orang yang merasa jijik melihat Nabi Ayyub dan takut penyakit Nabi Ayyub tertular kepada mereka. Rahmah dengan penuh kecintaan membopong sang suami mencari tempat berlindung untuk menghindar dari halauan dan cemoohan masyarakat sekitar meski darah dan nanah yang menebar aroma busuk mengenai bahunya.

Kesabaran Rahmah merawat Nabi Ayyub sakit, menyediakan makan dan minum serta menggantikan pakaian suaminya itulah yang kemudian mendatangkan balasan dari Allah dengan mengembalikan kesehatan Nabi Ayyub dan mengeluarkan mereka berdua dari berbagai masalah yang selama sekian tahun menimpanya.

Rahmah yang tidak berkeluh kesah dengan ujian yang ditimpakan Allah kepadanya dan sang suami, bahkan mengambil hikmah dari setiap ujian yang diterimanya. Adakah kini kita menjumpainya sekarang?

Rahmah yang tidak menghina suami meski mengalami masalah keuangan, kesehatan dan berbagai masalah lainnya, Rahmah yang tetap mendukung dan berperan sebagai sahabat bagi suaminya tatkala menerima ujian dari Allah, sementara istri-istri Nabi Ayyub lainnya meninggalkan suami mereka karena tidak kuat menghadapi ujian Allah, tentu kita berharap masih banyak Rahmah-Rahmah berikutnya.

0 komentar:

Template by - Abdul Munir - 2008