Senin, 17 Mei 2010

Ibnu Sina: Bapak Kedokteran Modern

Ilmu kedokteran modern tidak dilahirkan tanpa sebuah proses. Ada beberapa periode dimana teori dan praktik kedokteran modern belum tumbuh sedemikian kuatnya.

Disinilah kita melihat pentingnya membuka buku catatan harian yang berisi karya-karya monumental ahli kedokteran islam abad pertengahan. Tidak gampang memahami sebuah karya jaman pertengahan, karena wujud bukunya saja sulit diketemukan di perpustakaan universitas-universitas islam di Indonesia. Lebih gampang menemukan karya fiqh jaman pertengahan dibanding mencari buku Canon-nya Ibnu Sina, misalnya. Tidak jelas apa penyebabnya.

Mungkin, kita hanya sempat melihat buku tersebut dalam dunia maya, hasil scanning, yang memperlihatkan secara utuh, dalam bahasa arab tentunya. Hanya daftar isi saja yang diterjemahkan dalam bahasa inggris. Setelah membaca daftar isi tersebut, kita tidak akan percaya, jika tulisan tersebut ditulis pada abad ke-10. Sebuah tulisan tentang kedokteran yang paling lengkap.

Mari kita menelaah jejak seorang ahli kedokteran jaman pertengahan yang populer dengan nama Ibnu Sina ini. Bukan dimulai dari pro dan kontra madzab keislamannya, tetapi dimulai dari hasil karyanya. Dengan kepala dingin, pikiran jernih dan tanpa pretensi.

Nama lengkapnya adalah Hussain Ibn abdullah Ibn Hasan Ibn Ali Ibn Sina. Lebih populer dengan nama Ibnu Sina atau dalam bahasa latin, Avicenna (Yunani; Abitzianos). Lahir sekitar tahun 980 M di Afshana, dekat Bukhara yang merupakan kampung halaman ibunya, di Khurasan, dari keluarga Persia. Ayahnya, Abdullah ; sarjana dari Balkh, sebuah kota penting di Kesultanan Samanid, di Afghanistan sekarang ini. Ayahnya menjadi Gubernur di salah satu wilayah kekuasaan Samanid Nuh Ibn Mansur.

Mendapat pendidikan yang baik di Bukhara. Hafal Al-Qur'an pada usia 10 tahun. Dengan kecerdasan yang luar biasa, dia bisa mengejar kemampuan gurunya pada fiqh madzab Hanafi dari Ulama Ismail Az-Zahid.

Pada usia 18 tahun, setelah belajar selama 2 tahun, Ibnu Sina bergelar dokter yang berkualifikasi penuh. Dia menyatakan, "Ilmu kedokteran bukan ilmu yang sulit, seperti matematika dan metafisika, sehingga saya segera mencapai kemajuan".

Ibnu Sina kemudian memulai mengobati pasien, dengan menggunakan ilmu kedokteran yang diakui pada saat itu. Kemasyhuran dokter muda ini menyebar dengan cepat, dan dia mengobati banyak pasien tanpa menarik bayaran.

Buku The Canon Of Medicine ditulis pada tahun 1025 M di Persia. Aslinya ditulis ke dalam bahasa arab, buku itu lantas diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa seperti Persia, latin, Cina, Inggris, Ibrani, Perancis dan bahasa eropa lainnya. Buku ini terutama dipengaruhi kedokteran Yunani, Romawi, dan kedokteran Islam. Selain itu, juga dipengaruhi cara pengobatan India dan Cina.

Reputasi buku ini, di Eropa, dijadikan standar teks kedokteran sampai pada abad ke-18. Di universitas Montpellier Perancis pada akhir tahun 1650 masih digunakan sebagai teks standar. Sejak abad ke-12 sampai ke-18, Ibnu Sina merupakan penuntun dalam mempelajari ilmu kedokteran di Universitas-universitas di eropa. Bahkan sampai sekarang, prinsip-prinsip kedokteran yang dijelaskan dalam Canon masih diajarkan di UCLA (University Of California, Los Angeles) dan Universitas Yale di Amerika, sebagai bagian dari sejarah kedokteran. Seandainya penerbit buku, menerbitkan sebuah buku dan laku hingga 800 tahun lamanya, bisa dibayangkan keuntungannya.

Apa sebetulnya yang menarik dari buku tersebut dan apa yang membedakannya dengan buku kedokteran lainnya? Dan apa sebab buku tersebut bisa bertahan hingga 800 tahun atau sampai abad ke-18? Dan menghantarkan seorang Ibnu Sina menjadi Bapak Kedokteran Modern?

Buku ini memberi klasifikasi anatomi tubuh dan penyakit. Terdiri dari lima buku; buku pertama dan kedua menjelaskan tentang fisiologi, patologi dan hygiene. Buku ketiga dan keempat berisi metode penyembuhan penyakit, dan buku kelima menerangkan komposisi dan preparat obat. Bagian terakhir ini mengandung observasi pribadi.

Untuk lebih gampang dimengerti, fisiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari fungsi organisme hidup serta bagian-bagiannya, dan mempelajari faktor fisika serta kimia dan proses yang terlibat. Patologi adalah ilmu yang mempelajari perubahan fungsi atau mempelajari fungsi jaringan yang sakit.

Canon terkenal karena menggunakan percobaan sistemik dan penghitungan dalam mempelajari fisiologi, mengklasifikasi dan menjelaskan penyakit dan membuat dugaan penyebabnya, menemukan penyakit menular dan penyakit yang disebarkan lewat hubungan seksual.

Canon juga mengenalkan karantina untuk membatasi penyebaran penyakit infeksi, mengenalkan percobaan kedokteran dan percobaan klinis, mengenalkan analisa faktor resiko, dan gagasan adanya kumpulan gejala atau sindroma dalam mendiagnosa penyakit tertentu, neuropsikiatri (gabungan antara ilmu saraf dan ilmu psikiatri), membuat hipotesa keberadaan mokroorganisme atau kuman. Kebersihan, obat-obatan sederhana dan kompleks dan fungsi dari tubuh juga ada dalam buku tersebut.

Canon merupakan buku pertama yang mengenai percobaan kedokteran, kedokteran berbasis bukti, percobaan dengan kontrol acak, tes daya guna obat, dan berisi aturan dan prinsip percobaan, keefektifan obat baru dan perawatan, yang sampai sekarang masih menjadi dasar farmakologis klinis dan percobaan klinis modern. Buku ini berisi 800 obat yang telah diuji coba, termasuk yang bersal dari tanaman dan zat kimia.

Ibnu Sina merupakan pioner dari neuropsikiatri. Ibnu Sina yang pertama menerangkan berbagai kondisi neuropsikiatri seperti halusinasi, insomnia, mania, nightmare, melankolia, dementia, epilepsy, paralisis, stroke, vertigo, dan tremor. Ibnu Sina juga pioner dalam pengobatan psikofisiologi dan psikosomatik.

Dalam bidang kimia, Ibnu Sina yang pertama kali menjelaskan proses kimia penyulingan uap (destilasi) yang merupakan teknik untuk menghasilkan alkhohol dan minyak esensial, yang dikemudian hari merupakan dasar aromaterapi.

Dr. William Osler menyatakan bahwa Canon merupakan buku suci dalam waktu yang sangat lama diantara karya-karya kedokteran. Pada tahun 2006, Prof. John Urquhart menyatakan; “Jika tahun ini 1900 dan anda memerlukan buku penuntun kedokteran, buku mana yang harus anda baca & dijadikan referensi? Pilihan saya adalah Canon-nya Ibnu Sina”.

Pada maret 2008, diumumkan bahwa nama Avicenna (Ibnu Sina) digunakan sebagai nama direktorat institusi pendidikan untuk profesional pelayanan kesehatan dunia. Direktorat Avicenna yang berisi daftar universitas dan kampus dimana dokter, praktisi kesehatan publik, ahli farmasi dan lainnya di didik secara profesional. Tim proyek ini mengatakan; “Mengapa Avicenna? Avicenna terkenal karena menggabungkan pengetahuan dari Barat dan Timur. Dia memiliki pengaruh yang kekal dalam perkembangan kedokteran dan ilmu kesehatan. Penggunaan nama Avicenna juga menyimbolkan bahwa kerjasama dunia diperlukan untuk promosi pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi.

Yang ‘menyedihkan’, karya Ibnu Sina tidak dianggap sebagai bagian identitas dari khasanah apa yang disebut dengan Thibbun Nabawy. Dia ‘hanya’ dianggap sebagai Bapak Kedokteran Modern yang mengobati banyak pasien tanpa menarik bayaran. Padahal, ilmu kedokteran yang dimilikinya tak lain adalah mengambil referensi dari Al-Qur’an & Al-Hadist sebagai pijakan utama Avicenna.

Tampaknya, orang-orang Barat sengaja memisahkan ilmu pengetahuan dengan Islam.


-dari berbagai sumber-

0 komentar:

Template by - Abdul Munir - 2008