Selasa, 03 November 2009

Dimulai Dari Mimpi

Ketika hendak melakukan suatu aktivitas baru, biasanya orang merasa khawatir. Banyak hal yang menghantui pikirannya, seperti kekhawatiran-kekhawatiran yang mestinya tidak perlu dirisaukan. Misalnya rasa takut dikritik orang, rasa takut salah, rasa takut dicemooh dan sebagainya.

Kekhawatiran-kekhawatiran itu merupakan sesuatu yang lumrah terjadi pada setiap orang. Hampir semua kita, merasakan kekhawatiran-kekhawatiran itu tatkala akan berbuat sesuatu yang baru, apalagi bila kita belum pernah melakukan sesuatu itu sebelumnya. Akan tetapi, setelah kita mencoba, berlatih dan terbiasa, akhirnya kekhawatiran-kekhawatiran itu akan hilang sedikit demi sedikit.

Keadaan seperti ini, juga kita dapati pada prilaku seorang anak kecil yang belajar berjalan. Ada di antara mereka yang dengan beraninya mencoba berjalan walaupun harus jatuh bangun berkali-kali di atas lantai bahkan sampai kejedot pintu, terhantuk batu dan sebagainya, hingga bibir terluka dan kepala benjol. Anak tipe ini biasanya memiliki kemauan yang keras untuk segera bias berjalan. Apalagi kalau diiming-iming dengan makanan atau mainan, maka dengan segera dia akan belajar berjalan dengan giat.

Walhasil, anak tipe ini akan lebih cepat bias berjalan dan berlari tanpa rasa takut. Tetapi ada pula seorang anak kecil yang bertipe sebaliknya, takut dan malas berjalan. Dia lebih senang merangkak atau mengesot daripada berdiri dan berjalan. Anak yang suka merangkak atau ngesot ini biasanya lebih lama bias berjalannya daripada anak yang berani berjalan meskipun harus jatuh bangun.

Dalam hidup ini, kadang kita memiliki banyak keinginan dan mimpi-mimpi yang ingin kita wujudkan dalam sebuah kenyataan. Mimpi-mimpi itu ada yang bersifat realistis karena bias dicapai walaupun harus dengan usaha yang keras, tetapi ada pula mimpi-mimpi yang sulit untuk diwujudkan bahkan tidak bias diwujudkan karena di luar jangkauan akal manusia.

Memang kita sadar, bahwa tidak semua mimpi kita dapat kita beli. Demikian kata Iwan Fals dalam lagunya yang popular. Sebenarnya bukannya mimpi-mimpi itu tidak dapat terbeli, tetapi mungkin kita belum memiliki modal yang cukup untuk membelinya. Sesuatu yang diimpikan manusia lima ratus tahun yang lalu, sekarang menjadi sebuah kenyataan yang biasa bahkan remeh pada saat ini.

Apabila kamu baca buku-buku karya orang-orang yang senang bermimpi pada lima ratus tahun yang lalu, betapa mereka memimpikan adanya lampu-lampu yang terang, yang bisa menerangi mereka tanpa bantuan minyak tanah atau minyak-minyak yang lain. Sejak ditemukannya tenaga listrik, maka impian mereka bukan lagi menjadi sebuah impian, tetapi sebuah kenyataan yang sangat mudah ditemui di mana-mana.

Kalau dulu, sebelum ditemukan jaringan telpon, untuk berkomunikasi jarak jauh, manusia harus mengirim surat melalui jalur darat atau laut. Mereka harus menghabiskan waktu berhari-hari dan bahkan berminggu-minggu hanya untuk menyampaikan satu pesan kepada orang lain. Karena itu, mereka memimpikan adanya alat komunikasi yang dapat mentransfer berita mereka dengan cepat.

Awalnya mereka memasang tali yang panjang, yang dihubungkan dengan tutup sabun atau benda-benda lainnya, lalu mereka bias mentransfer suara agak jauh meskipun tidak begitu jelas. Mereka terus bermimpi untuk menemukan alat canggih yang dapat mentransfer berita-berita mereka dari satu tempat ke tempat lain.

Pada saat ini telah ditemukan alat-alat komunikasi yang super canggih. Dengan bantuan satelit, dunia yang luas ini, bagaikan sepetak tanah kecil yang bias dikitari dalam jangka waktu satu hingga dua detik. Ditemukannya internet, handphone dan sebagainya sangat mempermudah komunikasi manusia, sehingga penyebaran berita itu bias dilakukan dengan begitu cepat. Tidak hanya dalam hitungan hari atau jam, tetapi dalam hitungan detik dan bahkan lebih kecil dari detik.

Segala sesuatu yang terjadi saat ini, pada dasarnya adalah impian-impian manusia pada masa lalu. Banyak di antara mereka yang memiliki mimpi-mimpi itu, tidak pernah merasakan sekejap pun impian mereka, tetapi impian-impian itu, telah menjadi inspirasi dan penyemangat bagi generasi sesudahnya. Karena itu, lambungkan impianmu setinggi langit dan tuangkan impianmu itu dalam tulisan, sehingga orang lain tahu apa yang kau mau…!

0 komentar:

Template by - Abdul Munir - 2008